MAKALAH
ILMU HADIS
Hadis Da'if dan HadisMaw'dhu
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
AKUNTANSI 7,8
2013/2014
Kata Pengantar
Segala puji Kita panjatkan atas
kehadirat Allah Swt. Yang telah membimbing Kita dengan petunjuk-petunjuk-Nya sebagaimana
yang terkandung dalam Al-qur’an dan Sunnah, petunjuk menuju ke jalan yang lurus
dan jalan yang di ridhai-Nya. Demikian juga, penulis bersyukur kepada Allah Swt
yang telah memudahkan penulisan dan penyajian makalah ini hingga dapat
terselesaikan.
Salawat serta salam semoga
senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, para sahabat,
keluarga dan para pengikutnya, terutama mereka yang memelihara keutuhan,
kemurnian, dan orientasi sunnah.
Tentunya dalam penulisan makalah ini
dengan segala keterbatasan, tidaka lepas dari kekurangan, tetapi penulis telah
berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut.
Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan karya tulis berikutnya. Semoga bermanfaat bagi penulis khususnya
dan para pembaca pada umumnya. Amin.
Samata,
Gowa, Juni 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis dha’if merupakan hadis yang tidak
memenuhi beberapa persyaratan hadis shahih misalnya karena tidak bersambung
sanad-nya, tidak adil dan tidak dapat diandalkan kekuatan atau daya ingat atau
hapalan para perawi dalam seluruh sanad, atau karena adanya keganjilan baik
dalam sanad atau pada matan, dan atau karena adanya cacat-cacat yang
tersembunyi baik dalam sanad maupun dalam matan.
Cacata hadis dha’if dapat disimpulkan
terkait pada dua hal, yakni pertama terkait dengan sanad dan kedua terkait
denga matan. Cacat yang terkait dengan sanad bisa jadi karena tidak tersambung
sanad-nya atau seorang perawi tidak bertemu langsung dengan seorang guru
sebagai pembawa berita, ketidakadilan dan tidak dhabith, terjadi adanya
keganjilan (syadzdz) dan cacat atau (‘illat). Sedang cacat yang terkait dengan
matan adalah karena keganjilan (zyadzdz) dan cacat (‘illat) tersebut.
B. Rumusan
Masalah
1. Pengertian
hadis dha’if dan hadis mawdu’,
2. Sebab
kedha’ifan dan kemawdu’an sebuah hadis,
3. Kehujahan
hadis dha’if dan hadis mawdu’.
C. Tujuan
Pembahasan
1. Untuk
mengetahui pengertian hadis dha’if dan
hadis mawdu’,
2. Untuk
mengetahui Sebab kedha’ifan dan kemawdu’an sebuah hadis,
3. Untuk
mengetahui Kehujahan hadis dha’if dan hadis mawdu’.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hadis
Dha’if dan Hadis Mawdhu’
1. Hadis Dha’if
Dari dari segi bahasa dha’if berarti lemah
lawan dari al-qawi atau kuat. Kelemahan hadis dha’if ini karena shanad dan
matan-nya tidak memenuhi kriteria hadis kuat yang diterima. Dalam istilah
hadis, dha’if adalah hadis yang tidak menghimpun hadis hasan sebab satu dari
beberapa syarat yang tidak terpenuhi.
Jadi hadis dha’if adalah hadis yang
tidak memenuhi sebagian atau semua pesyaratan hadis hasan atau shahi, misalnya
sanadnya tidak bersambung (mutthashil), para perawanya tidakn adil dan tidak dhabith, terjadi
keganjilanbaik dalam sanad tau matan (syadzdz) dan terjadinya cacat yang
tersembunyi (‘illah) pada sanad dan matan.
2. Hadis
Mawdhu’
Kata mawdhu’ berarti diletakkan, dibiarkan,
digugurkan, ditinggalkan, dan dibuat-buat. Dalam istilah, mawdhu’ adalah
sesuatu yang disandarkan kepada Rasul secara mengada-ada dan dan bohong dari
apa yang tidak dikatakan beliau atau tidak dilakukan dan atau tidak
disetujuinya.
Jadi, hadis mawdhu’ adalah hadis bohong
atau hadis palsu, bukan dari Rasulullah tetapi dikatakan dari Rasulullah oleh
seorang pembohong. Oleh karena itu, sebagai ulama ada yang tidak memasukkannya
bagian dari hadis dha’if karena itu bukan hadis dalam arti yang sbenarnya dan
ada pula yang memasukkannya, walaupun dikatakan hadis tetapi palsu dan bohong
dalam arti palsu dan bohong ini meniadakan makna hadis.
B. Sebab
Kedha’ifan dan Kemawdu’an sebuah Hadis
1. Sebab
terjadinya Hadis Dha’if
a. Adanya
pengguguran sanad
Dha’if sebab pengguguran sanad, adalah :
hadis mursal, hadis munqathi, hadis mu’dhal, hadis hadis mu’allaq, dan hadis
mudallas.
·
Hadis Mursal adalah
hadis yang sanadnya ada yang terlepas atau gugur yakni dikalangan sahabat atau
tabi’in.
·
Hadis Munqathi adalah
hadis yang sanadnya terputus, artinya seorang perawi tidak bertemu langsung
dengan pembawa berita baik di awal, di tengah, atau di akhir sanad, maka maksud
di dalamnya hadis mursal, mu’allaq dan mu’dhal.
·
Hadis Mu’dhal adalah
hadis yang digugurkan dua orang perawi secara berturut-turut antara Malik dan
Abu Hurairah yaitu Muhammad bin Ajlan dan ayahnya.
·
Hadis Mu’allaq adalah
hadis yang sanadnya bergantung karena dibuang dari awal sanad seorang perawi
atau lebih secara berturut-turut.
·
Hadis Mudallas adalah hadis
menyembunyikan cacat dalam isnad dan menampakkan cara (periwayatan) yang baik.
b. Cacat
karena keadilan
Hadis ini terbagi menjadi beberapa macam
hadis, yaitu : hadis matruk, hadis majhul, dan hadis mubham.
·
Hadis Matruk adalah
hadis yang salah satu periwayatannya tertuduh dusta.
·
Hadis majhul adalah
hadis yang di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang
tidak dikenal jati dirinya atau dikenal orangnya tetapi tidak dikenal
identitas atau tidak dikenal sifat-sifat keadilan dan kedhabitannya.
·
Hadis Mubham adalah tidak
adanya penyebutan nama seorang perawi yang jelas, karena hanya disebutkan
seorang laki-laki atau seorang perempuan saja tidak disebutkan nama yang jelas.
c. Cacat
kedhabithannya
Hadis ini terbagi
menjadi 7 hadis, yaitu : hadis Munkar, Mu’allal, Mudraj, Maqlub, Mudhtharib,
a.
Hadis munkar adalah
hadis yang sanadnya ada seorang perawih yang parah kesalahannya dan banyak
kelupaan atau sangat lema daya ingatannya, sehingga periwayatannya menyendiri
tidak sama dengan periwayatan orang tsiqah
b.
Hadis Mu’allal adalah adanya cacat yang tersembunyi dan cacat itu
mengurangi atau menghilangkan keshahihan suatu hadis.
c.
Hadis Mudraj adalah
tambahan atau sisipan dari seorang perai untuk menjelaskan atau memberikan
pengantar matan hadis tetapi tidak ada pemisah yang membedakan antara tambahan
atau sisipan dan matan hadis tersebut.
d.
Hadis Maqlub adalah
hadis yang berkaitan susunan kalimatnya tidak sesuai dengan susunan semestinya,
terkadang mendahulukan yang segharusnya di akhirkan atau sebaliknya, atau
mengganti kata lain dengan tujuan tertentu.
e.
Hadis Mudhtharib adalah
yang kontra antara satu dengan yang lain tidak dapat di kompromikan dan tidak
dapat di tarjih (tidak dapat dicari yang lebih unggul) dan sama kekuatan
kualitasnya.
f.
Hadis Mushahhaf dan
Muharraf
Hadis
mushahhaf adalah hadis yang terdapat perbedaan di dalam nya dengan mengubah
beberapa titik sedangkan bentuk tulisannya tetap. Sedangkan hadis muharraf
adalah hadis yang terdapat perbedaan di dalam nya dengan mengubah
syakal/harakat sedang bentuk tulisannya tetap.
g.
Hadis Syadzdz adalah
hadis yang ganjil, karena hanya dia sendiri yang meriwayatkan atau
periwayatannya menyalahi periwayatan orang tsiqah atau yang lebuh tsiqah dan
yang berakhir ini pendapat yang sahih.
2. Sebab
terjadinya Hadis Mawdu’
Ada
bebrapa yang menjadi penyebab terjadinya hadis mawdhu’nyaitu sebagai berikut:
a. Faktor Politik
Sebagaimana
keterangan di atas b dampak konflik internal untuk islam ahwa awal hadis
mawdhu’ ditimbulkan akibat dampak konflik internal antar umat islam awal yang kemudian
menjadi terpecah ke beberapa sekte. Dalam sejarah sekte pertama yang
menciptakan hadis mawdhu’ adalah syi’ah. Hal ini didukung oleh orang syiah
sendiri, misalnya kata orang syiah sendiri , misalnya seperti kata Ibnu
Abu-Hadid dalam Syarah nahju Al-Balaghah, bahwa asal-usul kebohongan dalam
hadis-hadis tentang keutamaan adalah sekte syi’ah, mereka membuat beberapa
hadis mawdhu’ untuk memusuhi lawan politiknya. Setelah hal itu diketahui oleh
kelompok bahariyah, merekapun membalasnya dengan membuat hadis mawdhu’ pula.
b. Dendam
Musuh Islam
Setelah
Islam merontokka dua negara super power yakni kerajaan Romawi dan Persia. Islam
tersebar kesegala penjuru dunia, sementara musuh-musuh Islam tersebut tidak
mampu melawannya secara terang-terangan, maka mereka meracuni Islam melalui
ajarannya dengan memasukkan beberapa hadis mawdhu’ ke dalamnya yang dilakukan
oleh kaum zindiq. Hal ini dilakukan karena agar umat Islam lari dari padanya
dan agar mereka men mingienarik perhatian lihat, bahwa ajaran-ajaran Islam itu
menjijikan. Misalnya apa yang diriwayatkan mereka :
c. Fanatisme
Kabilah, Negeri atau Pemimpin
Umat
Islam pada masa sebagian Daulah Umawiyah sangat menonjol fanatisme Arabnya
sehingga orang-orang nonarab merasa terisolasi dari pemerintahan, maka diantara
mereka ada yang ingin memantapkan posisinya dengan membuat hadis mawdhu’
misalnya seseorang yang fanatik pada Kabilah Persia merasa bangga Persialah
yang paling baik.
d. Qashshash
( Tukang Cerita )
Sebagai
qashshash (ahli cerita atau ahli dongeng) ingin menarik perhatian para
pendengarannya yaitu orang-orang awam agar banyak mendengar, penggemar dan
mengundangnya dengan memanfaatkan profesinya itu untuk mencari uang, dengan cara memasukkan
hadis mawdhu’ ke dalam propagandanya. Tukang cerita itu membuat beberapa
periawayatan yang seoah-olah dari Rasulullah dengan menempelkan sanad
seolah-olah hadis benra dari Rasulullah.
e. Mendekatkan
dengan Kebodohan
Di
antara tujuan mereka membuat hadis mawdhu’ adalah agar umat cinta kebaikan dan
menjauhi kemungkaran, mencaintai akhirat, dan menakut-nakuti dari adzab Allah.
Hal ini terjadi pada sebagian orang bodoh dalam agama tetapi saleh dan zuhud.
f.
Menjilat Penguasa
Di
antara mereka ada yang ingin mendekati penguasa dengan cara membuat hadis palsu
yang sesuai dengan apa yang dilakukanna untuk mencari legalitas, bahwa ungkapan
itu adalah hadis Rasulullah. Kesimpulan
dari makalah in adalah hadis daif adalah meripakan hadis yang tidak memenuhi
beberappersyaratan hadis shahih
misalnya karen tidak berlangsung sanad-nya(‘adam al-ittishal), tidak
adil dan tidak di andalkan kekuatan daya ingat atau hapalan para perawi dalam seluruh
sanad (‘adam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar