Makalah Pengantar Bisnis
KEPEMIMPINAN
Disusun
oleh :
Kelompok
IX ( Sembilan)
IRMAWATI
FARADINAH
DEWI
MUH.
NUR SUCIPTO
MUH.
AGUS SYAM
MUH.
NUR IKHSAN
HENDRY
ARDY
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam
Tahun
Pelajaran 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Makalah Kepemimpinan”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pengantar Manajemen
di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Gowa, Oktober 2013
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
B. Teori kepemimpinan
C. Hakekat Pengambilan Keputusan
D. Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang
saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu
struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar
pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka
dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan
lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan
manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership)
(Siagian, 1980)
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada
pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun
keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas
kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung
pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya.
Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini
memungkinkan pengambil keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami
masalah, termasuk melihat masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain,
namum kenyataannya banyak pemimpin dalam pengambilan keputusan tidak
memperhatikan perilaku pemimpin yang baik. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
1. Yang menjadi dasar
utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya,
melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
2. Efektivitas
kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
3. Efektivitas
kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
4. Perilaku seseorang
tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan
5. Kehidupan
organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis akan membahas masalah :
1. Peran kepemimpinan
2. Hakekat pengambilan
keputusan
3. Peran kepemimpinan
dalam pengambilan keputusan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui
peran kepemimpinan
2. Untuk mengetahui
hakekat dalam pengambilan keputusan
3. Untuk mengetahui
peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kepemimpinan
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering
disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus,
penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan
menurut istilah pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang dalam pengambilan
keputusan suatu organisasi. Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi
aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian
tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan
seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk
mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak
sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan
nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
Peran adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang
dalam posisi tertentu. Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa
peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh
seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin. Beberapa
peran/fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi
organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan
organisasi.
Manfaat – manfaat tersebut antara lain:
a. Perencanaan
merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan
apa yang akan dilakukan
b. Perencanaan berarti
pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan atas
fakta – fakta yang diketahui
c. Perencanaan berarti
proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan
tujuan atau target yang akan dicapai.
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:
a. Perencanaan tidak
tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan
kegiatan yang bersifat terus menerus.
b. Perencanaan
tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan – kegiatan yang akan
dilakukan atas dasar jangka panjang dan penentukan prosedur – prosedur yang
diperlukan.
2. Fungsi memandang ke
depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan
mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap
kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah
yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan
penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap
perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu
mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan
loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi
juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk
mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik
dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan
kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng
dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa
meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan
– hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5. Fungsi mengambil
keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak
mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil
keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis
dan lain sebagainya.
6. Fungsi memberi
motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap
anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,
mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik
terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran,
hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab
mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh
pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil
tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah
berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan,
teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan
fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan
daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua
hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat
berperan dengan baik, antara lain:
1. Yang menjadi dasar
utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya,
melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
2. Efektivitas
kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
3. Efektivitas
kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
4. Perilaku seseorang
tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan
5. Kehidupan
organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
B.
Teori Kepemimpinan
Memahami
teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif
serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya
tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang
pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :
Teori
Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis
ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori
ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini
mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan
bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga
dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain
: sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4
sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi,
antara lain :
o Kecerdasan
Berdasarkan hasil
penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan
rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih
tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam
melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang
pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang
diyakini kebenarannya.
o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang
berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk
berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja
yang optimal, efektif dan efisien.
o Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap
harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian,
perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan
kearah 2 hal.
o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu
kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan
seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat
dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori
ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki
perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Teori
Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan
faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin
akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun
kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki
oleh pemimpin.
Teori
Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus
merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai
dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Teori
Kelompok
Agar tujuan kelompok
(organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin
dengan pengikutnya.
C. Hakekat Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal
ini berkaian dengan fungsi manajemen.. Misalnya, saat manajer merencanakan,
mengelola, mengontrol, mereka membuat keputusan. Akan tetapi, ahli teori klasik
tidak menjelaskan pengambilan keputusan tersebut secara umum.
Langkah pengambilan keputusan menurut Mintzberg dan koleganya:
1. Tahap identifikasi,
di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis dibuat.
Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan
sistematis, tetapi masalah yang sederhana tidak.
2. Tahap pengembangan,
di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada untuk
mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses
pencarian dan percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi
ideal yang tidak jelas.
3. Tahap seleksi, di
mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: dengan penilainn
pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis;
dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tawar-menawar
saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik
yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian
dibuat.
Gambar 1. Tahap
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Menurut Mintzberg
D. Peran Kepemimpinan
Dalam Pengambilan Keputusan
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar
perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan
mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin.
Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia
tidak dapat menjadi pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku
mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui
baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang
ditimbulkannya. Melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya.
Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan,
sehingga:
1. Teori keputusan
meupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak
pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif dari pada deskriptif.
2. Pengambilan keputusan
adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data
dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang
relevan dan menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim,
mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya.
3. Pengambilan
keputusan adalah proses memlih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk
mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari
beberapa aspek, yaitu: proses dan gaya pengambilan keputusan.
1. Proses pengambilan
keputusan
Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:
a. Identifikasi
masalah
b. Mendefinisikan
masalah
c. Memformulasikan dan
mengembangkan alternative
d. Implementasi
keputusan
e. Evaluasi keputusan
2. Gaya pengambilan
keputusan
Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya
pengambilan keputusan. Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari.
Gaya pengambilan
keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
1. Cara berpikir,
terdiri dari:
a. Logis dan rasional;
mengolah informasi secara serial
b. Intuitif dan
kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.
2. Toleransi terhadap
ambiguitas
a. Kebutuhan yang
tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas
b. Kebutuhan yang
rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat memproses banyak pemikiran
pada saat yang sama.
Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya
pengambilan keputusan seperti:
1. Direktif =
toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas. Efisien, mengambil
keputusan secara cepat dan berorientasi jangka pendek
2. Analitik =
toleransi ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas. Pengambil keputusan yang
cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru
3. Konseptual = toleransi
ambiguitas tinggi dan intuitif. Berorientasi jangka panjang, seringkali menekan
solusi kreatif atas masalah
4. Behavioral =
toleransi ambiguitas rendah dan intuitif. Mencoba menghindari konflik dan
mengupayakan penerimaan.
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak
mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil
keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis
dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Pengambilan keputusan
adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen.
Menurut Herbert A. Simon, ahli teori keputusan dan organisasi
mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses, pengambilan keputusan:
(1)Aktivitasinteligens, (2)Aktivitasdesain, dan (3)Aktivitasmemilih.
(1)Aktivitasinteligens, (2)Aktivitasdesain, dan (3)Aktivitasmemilih.
·
Tahap ketiga dan
terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang
tersedia. Sedangkan Mintzberg dan koleganya mengemukakan tentang
langkah-langkah pengambilankeputusan,yaitu:
(1)Tahapidentifikasi, (2)Tahappengembangan, dan (3) Tahap seleksi.
(1)Tahapidentifikasi, (2)Tahappengembangan, dan (3) Tahap seleksi.
·
Pemimpin adalah
seseorang yang melaksanakan beberapa hal yang benar atau sering disebut“people
who do the right thing”. Sementara manajer adalah seseorang yang harus
melaksanakan sesuatu secara benar atau disebut “people who do things right”.
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam
setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung
jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin.
·
Salah satu peran
kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin adalah peran
membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan cara memberikan
pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan
insentif. Sebagai sumber inspirasi, seorang pemimpin tidak hanya menunjukkan
dalam kata dan ucapan saja, melainkan juga tindakan dan perilaku sehari-hari.
B. Saran
·
Hendaknya pembaca jika
menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi dapat mengambil keputusan yang
tepat dan menerapkan gaya kepmimpinan sesuai dengan situasi dengan berbagai
pertimbangan yang telah diperhutungkan secara matang.
DAFTAR PUSTAKA
Pudjo Sumedi,(2010).
Organisasi dan Kepemimpinan, Jakarta, Uhamka Press.
Ardana, Komang, dkk.
2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rivai, Veithzal, 2007.
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar