Menerima bukan Karena mencintai, melainkan di Cintai..?
Guys, jojola
pengen share dikit ni tentang apa yang ada di pikiran jojola sekarang, langsung
ajah yaaa
Siapa sih orang di dunia ini yang
gak tau apa itu cinta? Ada, adalah orang yang pikirannya tidak normal, kasarnya
siih orang gila. Hehe Telah kita ketahui bersama cinta itu sebuah perasaan
lebih yang muncul dari hati kita terhadap suatu hal entah terhadap orang tua,
keluarga maupun pasangan entah suami, istri atau pacar yang karenanya kita
berusaha keras untuk menjaga dan melindungi orang-orang yang kita cintai.
Kata orang lebih baik dicintai oleh
orang yang tak kita cinta ketimbang mencintai orang yang tak mencintai kita, aQ
bingung apa maksud dari pernyataan ini?,
apakah pernyataan ini masih berlaku ketika kaadaan tersebut di balik? Maksud
aQ seperti ini, kita analogikan si A mencintai si B, berdasarkan pernyataan
tersebut bisa di katakan bahwa si B tetap menerima si A meskipun si B tidak
merasakan hal yang sama kepada si A, di sisi lain Si B ternyata mencintai si C
yang sayangnya juga berlaku hal demikian, usut punya usut si B menerima si A
karena si A mencintainya (sesuai dengan penyataan awal tadi), si B tau dan
paham betul dengan apa yang dirasakan si A karena secara tidak langsung si B
inikan juga merasakan hal yang sama di mana si B ditolak oleh si C. menurutQ
kesempatan yang di berikan si B terhadap si A dalam hal ini menerimanya
meskipun tidak memiliki perasaan yang terhadapnya justru akan semakin menyiksa
si A tadi dan si B itu sendiri. bagaimana tidak, meskipun si A sudah berusaha
untuk menjadi yang terbaik bahkan berusaha keras menjadi seperti si C tadi
dengan harapan si B akan melihatnya dan berharap agar si B perlahan-lahan
menyukainya justru akan membuat si A
menjadi pribadi yang bukan apa adanya melainkan di buat agar si B tadi dapat
merasakan hal yang seperti ia rasakan.
Yaa pada umumnya perlakuan orang
yang mencintai kepada orang yang dicintai dan orang yang saling mencatai itu
berbeda 180derajat, menurutQ menerima seseorang yang tidak kita cintai justru
akan menyakiti diri sendiri dan orang tersebut. Menyakiti diri sendiri disini
dimana kita selalu membohongi perasaan kita misalnya dengan berpura-pura
tersenyum, tertawa dalam kebohongan., toh meskipun lahiriah kita terlihat bergembira
tetap saja hati bertolak belakang, bukankah ini sama saja dengan menyiksa diri
sendiri? Perasaan dan tingkahlaku tak seirama, bukankah memberatkan?.. untuk
orang mencintai kita, tidak kita kasihan atau merasa bersalah kepadanya? Orang
yang begitu tulus mencintai kita hanya kita balas dengan sikap yang penuh
dengan kebohongan…! Tiba-tiba aQ teringat sepenggal sebuah lirik lagu dari Band
papan atas negeri tercinta, “ pantasnya Qmu mencintai yang juga cintai dirimu,
pelan-pelan saja”,. Tepat sekali,
cintailah orang yang mencintaimu dan lepaskanlah orang yang tidak kamu cintai.
Eiittxzzzz jangan perpikiran sempit yaa, maksud aQ lepaskan Dia jika memang Qmu
yakin Qm gak bakal bisa membuatnya bahagia ataupun membuatmu pribadi bisa punya
perasaan yang sama ke dia, jangan buat si dia ngambang kayak gabus yang gak tau
arahnya kemanaa,, sebegitu jahatnya Qm sampai tega mempermainkan perasaannya
yang tulus terhadapmu? Jangan lepaskan dia, jika Qm yakin Qm bisa dan mampu
memperbaharui perasaanmu untuknya, tidakkah ini sebuah ending yang menyenangkan
dimana Qmu dapat saling mencitai satu sama lain..:)
.., Jika suka katakan suka, jika
tidak suka katakan tidak suka dan jika itu pertengahan di antara kata tersebut ungkapkanlah
kepadanya bahwa Qm akan mencoba untuk mengetahui apakah Qm bisa mencintainya
ataupun tidak, yaa meskipun harus memakan waktu yang relative lama. Intinya,
pilihan ada di tanganmu, baik atau buruknya hanya qm dan Rabb yang tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar