MAKALAH TAFSIR MUAMALAH
Kerjasama Dalam
Investasi (Mudharabah)
Qs. AL-Jumu’ah
(62) Ayat 10
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Akuntansi
Tahun Ajaran 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini. Salawat dan salam dihaturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW atas perjuangan beliau kita dapat menikmati pencerahan iman dan islam dalam
mengarungi samudera kehidupan ini. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai “Surah Al-jum’uah(62) : 10” dalam rangka memenuhi tugas Tafsir
Muamalah.
Makalah ini telah dibuat berdasarkan hasil penelusursan dan
pencarian dari buku dan juga media internet.
saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun saya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Gowa
Samata, 02 Mei 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ................................................................................................... i
Daftar
Isi ............................................................................................................ ii
A. Surah Al-jum’ah (62) : 10..................................................................... 1
B. Kosakata .............................................................................................. 1
C. Asbabun Nuzul ............................................................................... 2
D. Munasabah
........................................................................................... 2
E. Tafsir
..................................................................................................... 3
F. Kandungan Hukum
............................................................................. 7
G. Kesimpulan............................................................................................ 7
A.
Surah
Al-jum’ah (62) : 10
Artinya :
10. Apabila Telah ditunaikan
shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
Terjemahan dalam bahasa inggris
:
10. And when the prayer is
finishe, then may you disperse through the land, and seek of the bounty of
Allah, and celebrate the praises of Allah often, that you may prosper.
B. Kosakata
لِلصَّلاةِ : shalat فَانْتَشِرُوا
: Maka bertebaranlah kamu
فِي الأرْضِ : Di muka bumi وَابْتَغُوا
: Dan carilah
مِنْ فَضْلِ اللَّهِ Karunia Allah وَاذْكُرُوا
اللَّهَ Dan ingatlah Allah
كَثِيرًا Banyak-banyak لَعَلَّكُمْ
Supaya kamu
تُفْلِحُونَ Beruntung
C. Asbabun Nuzul
Diriwayatkan dalam sebuah hadits ,Ketika Rasul sedang
berkhutbah jumat, tiba-tiba datanglah para pedagang dengan membawa dagangannya.
Dan para sahabat yang sedang mendengarkan khutbah itu berdiri mengerumuni para
pedagang yang baru datang tersebut. Melihat kejadian itu turunlah Q.S al-jumuah
ayat 9-10.
D. Munasabah
Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa
setelah selesai melakukan shalat Jumat boleh bertebaran di muka bumi
melaksanakan urusan duniawi, berusaha mencari rezeki yang halal, sesudah
menunaikan yang bermanfaat untuk akhirat.
Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa
setelah. Hendaklah mengingat Allah sebanyak-banyaknya di dalam mengerjakan
usahanya dengan menghindarkan diri dari kecurangan, penyelewengan dan
lain-lainnya, karena Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, yang tersembunyi
apalagi yang nampak nyata, sebagaimana firman Allah SWT: Yang Mengetahui yang
gaib dan yang nyata. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S At Taghabun:
18)
Dengan demikian tercapailah kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan di
akhirat. Dianjurkan kepada siapa yang telah selesai salal Jumat, berdoa dengan
doa ini.
اللهم إني أجبت دعوتك
وصليت فريضتك وانتشرت كما أمرتني فارزقني من فضلك وأنت خير الرازقين
Artinya:
"Ya Allah! Sesungguhnya saya telah mengerjakan panggilan-Mu, dan saya
telah melaksanakan salat Jumat yang Engkau wajibkan, dan saya telah bertebaran
(di muka bumi) sebagaimana Engkau perintahkan kepadaku maka berilah saya rezeki
dari karunia-Mu dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki".
E.Tafsir
Dalam ayat
ini (surah Al-Jumu’ah(62) ayat:10), Allah menegaskan bahwa ketika shalat Jum’at
telah ditunaikan, maka manusia diperintahkan untuk segera kembali melakukan
aktivitasnya masing-masing dalam rangka mencari karunia Allah baik berupa
rezeki harta maupun ilmu pengetahuan. Jadi, pelajar dan guru kembali ke kelasnya,
para pegawai kembali ke kantornya, para pekerja kembali ke pabriknya, para
petani kembali ke sawahnya, dan begitu pula yang lainnya. Hal ini merupakan
perintah Allah agar manusia memiliki etos kerja yang tinggi, disiplin yang kuat
dan mampu menghargai waktu. Kemudian setelah manusia mendapatkan karunia Allah
maka janganlah lupa “wadzkurulloha katsiro” harus kembali mengingat
Allah, karena semua karunia yang telah didapat itu semata-mata karena kemurahan
Allah dan harus dikembalikan kepada Allah dengan cara syukur kepadanya agar
kita senantiasa beruntung. Kedua ayat di atas juga menunjukkan bahwa manusia
harus pandai mempergunakan waktu dan mengaturnya sedemikian rupa, sehingga
tidak ada waktu yang terbuang percuma. Dengan demikian etos kerja yang tinggi
akan terwujud dalam diri seseorang.
Jika Surah al-Jumu’ah [62] ayat 9–10 dikaitkan dengan
tema etos kerja, penjelasannya sebagai berikut.
Hendaknya bersegeralah
memenuhi panggilan Allah dengan menunaikan ibadah salat jum’at bagi laki-laki
walaupun sedang melakukan aktifitas perniagaan yang sangat menarik keuntungan
bisnisnya, kecuali berhalangan seperti sakit atau dalam perjalanan jauh. Hal
ini menunjukkan bahwa urusan akhirat lebih penting dari pada urusan dunia.
Karena akhirat lebih kekal sedangkan dunia sementara.
Namun demikian setelah menunaikan ibadah salat jum’at tidak boleh mengabaikan
urusan dunia, bersegeralah, bergegas untuk mencari nafkah demi kepentingan
hidup diri dan keluarganya dan tidak boleh malas, karena karunia Allah yang
terbentang dijagat raya ini diperuntukkan bagi manusia yang harus diusahakan.
Ayat ini mengajarkan kita untuk bekerja keras dalam meraih kebahagiaan dunia.
Dan Ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang tidak hanya memikirkan akhirat
saja tapi dunia juga penting. Dunia juga sangat menunjang kehidupan akhirat,
karena dengan kelebihan rizki kita bisa bersadaqah dan itu adalah investasi
akhirat. Tentang kerja keras dan keseimbangan dunia dan akhirat sesuai sabda
Rasulullah SAW. : “Bekerjalah untuk (kebutuhan) duniamu seolah-olah kamu akan
hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati
esok pagi” (H.R. Ibnu Azakir)
Pada kesempatan lain Rasulullah sering
memotivasi umatnya untuk senantiasa meningkatkan etos kerja sebagaiamana dalam beberapa
sabdanya di bawah ini: ” Yang sangat menakutkan atas umatku adalah banyak
makan, lama tidur serta malas. Pengangguran hanya akan menjadikan seorang
manusia menjuadi keras hati.”(HR. Al-Syihab)
“Sesungghnya Allah
mencintai hamba yang berkarya. Dan barang siapa yang bekerja keras untuk
keluarganya maka ia seperti pejuang di jalan Allah azza wajalla.”(HR. Ahmad)
“Tidaklah seseorang
makan makanan yang lebih baik daripada hasil keterampilan tangannya
sendiri.”(HR. Bukhari)
Untuk tercapai
kebahagiaan dunia dan akhirat kita diperintahkan untuk banyak berzikir dan
berdo’a agar sukses dalam meraih cita-cita, ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung.
Selain itu Para fukaha (ahli fikih) menjadikan ayat dalam
Surah al-Jumuah ini sebagai dalil tentang hukum melaksanakan salat Jumat.
Salat Jumat hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim sehingga ketika
seseorang sedang berjual beli, dianjurkan untuk meninggalkan sejenak dan
segera menunaikan salat Jumat. Jika Surah al-Jumu’ah [62] ayat 9–10 dikaitkan dengan
tema etos kerja, penjelasannya sebagai berikut,
a.
Perlunya Keseimbangan antara Urusan Dunia dan Akhirat
Pada saat kita menyelesaikan pekerjaan jenis apa pun
yang menyangkut urusan duniawi, tetap diharuskan meninggalkannya
jika mendengar panggilan azan. Perintah ini menunjukkan
pentingnya menyeimbangkan urusan duniawi dan ukhrawi. Kita dibolehkan
mengejar kehidupan duniawi, tetapi tidak boleh terlena
sehingga lupa pada kehidupan akhirat. Hal ini karena kerja kita
telah diniatkan untuk mencari rida Allah sehingga jika ada
panggilan untuk ibadah kepada-Nya, tidak boleh enggan
mengerjakan. Jika salat telah dikerjakan, kita pun
diperbolehkan untuk kembali melanjutkan aktivitas.
Ada
juga pesan yang sangat populer dari Abdullah bin Umar r.a.
yang Artinya: ”Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu
akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk kepentingan
akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok.” (H.R. Baihaqi) Bekerja
dengan sungguh-sungguh dan profesional dalam ajaran Islam sangat diutamakan.
Demikian juga khusyuk dalam ibadah sangat penting agar dapat membekas pada
amaliah sehari-hari, termasuk dalam bekerja.
b.
Bekerja Harus Selalu Ingat Allah
Dalam bekerja kita, harus mengingat Allah sehingga tidak
akan terperosok untuk melakukan perbuatan yang tidak diridai
oleh-Nya. Kita dibolehkan mencari karunia Allah sebanyak mungkin,
asal dilakukan dengan cara yang benar. Dengan demikian, Allah pun
akan meluaskan rezeki kepada kita dan memberikan keberuntungan
yang berlipat ganda.
c.
Meningkatkan Produktivitas Kerja
Setelah mengerjakan salat Jumat, kita diperbolehkan
untuk melanjutkan aktivitas kerja lainnya. Melakukan ibadah tidak
berarti menghambat produktivitas kerja. Guna mendukung
produktivitas kerja, ada hal-hal tertentu yang penting untuk diperhatikan.
1. Bersikap rajin, ulet, dan tidak
mudah putus asa.
2. Meningkatkan inovasi dan
kreativitas.
3. Mau belajar dari pengalaman sehingga
dapat berbuat lebih baik pada masa datang.
4. Memaksimalkan kemampuan diri yang
ada dan selalu optimis.
5. Berdoa dan bertawakal kepada Allah.
d.
Tidak Boleh Menyerah dalam Bekerja
Dalam kondisi bagaimana pun kita tidak
boleh menyerah dan berputus asa. Jika kita berusaha, Allah
pasti akan mencukupkan kebutuhan hidup kita. Rasulullah saw.
lebih bangga kepada umatnya yang bekerja keras daripada yang
bermalasmalasan. Orang yang bekerja keras juga menunjukkan
sikap syukur terhadap nikmat Allah Swt.
Dari
Zubair bin ‘Awwam r.a., Rasulullah saw. bersabda yang
artinya: Hendaklah salah seorang di antara kamu mengambil
talinya kemudian ia membawa seikat kayu bakar di punggungnya
dan menjualnya, maka Allah dengan hasil itu mencukupkan kebutuhan
hidupnya, itu lebih baik baginya daripada ia memintaminta kepada orang,
baik mereka memberi atau tidak memberinya. (H.R. Bukhari).
F. Kandungan hukum
Adapun Kndungan hokum dari surah
Al-jum’ah ayat 10, yaitu :
1.
beramal untuk kepentingan akhirat.
2.
Berusaha untuk mencari rizki di bumi setelah menjalankan shalat.
3. Senantiasa berdjikir atau
mengat allah.
4. Hidup manusia harus
seimbang antara duniawi dan akhirat.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil pada ayat ini yaitu, kita sebagai manusia, ketika
perkara masalah ibadah kita telah selesai maka diwajibkan untuk mencari rezeki
sebanyak mungkin, dengan cara yang halal, dan senang tiasa memiliki rasa
disiplin, menghargai waktu dam etos kerja yang tinggi, dan setelah kita
mendapatkan rezeki janganlah lupa untuk kembali bersyukur dan mengingat Allah
karena sungguh rezeki yang diperoleh itu semua datangnya dari Allah SWT.