MAKALAH
MIKROEKONOMI
Tema:
PENGARUH
PENGANGGURAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA
(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Mikroekonomi)
Oleh
Ampe Daryanti
Nim :
10800113162
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN
AKUNTANSI
TAHUN AKADEMIK
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini. Salawat dan salam tak lupa penulis hanturkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas perjuangan Beliau sehingga kita
dapat menikmati pencerahan iman dan islam dalam mengarungi samudera kehidupan
ini. Dalam makalah ini penulis mengangkat dan membahas masalah mengenai “Pengaruh
Pengangguran terhadap Perekonomian di Indonesia” dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah mikroekonomi
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Gowa Samata, 16 Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................. 2
D. Manfaat........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A. Pengertian Pengangguran............................................................................... 3
B. Macam-macam Pengangguran........................................................................ 5
C. Penyebab Pengangguran................................................................................. 7
D. Tingkat Pengangguran di Indonesia............................................................... 8
E. Dampak Pengangguran terhadap Ekonomi Masyarakat................................. 9
F. Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran............................... 10
BAB III PENUTUP........................................................................................... 13
A. Kesimpulan .................................................................................................. 13
B. Saran............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka..................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah
satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia adalah masalah
pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung
terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga
semakin meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi
yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai
saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.
Fenomena
pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja,
yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya
akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang
menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain.
Keterbatasan
lapangan pekerjaan di indonesia khususnya di kota-kota besar sangatlah tinggi
dari tahun ketahun, sehingga berpotensi untuk tidak dapat tertampungnya lulusan
program pendidikan di lapangan kerja setiap tahun selalu meningkat tidak pernah
mengalami penurunan. Dan pada akhirnya masyarakat akan kehilangan kepercayaan
secara signifikan terhadap eksistensi lembaga perekonomian jika masalah
pengangguran masih terus seperti ini di tahun yang akan datang. Lapangan
pekerjaan merupakan indikator penting tingkat kesejahteraan masyarakat dan
sekaligus menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan “perekonomian” dalam
mengurangi angka kemiskinan yang ada. Sementara dampak sosial dari jenis
pengangguran ini relatif lebih besar dan banyak efek negative dari hal ini
salah satunya tinggkat kriminalitas tiap daerah juga ikut bertambah karena
dorongan ekonomi. Mengingat kompleksnya masalah ini, maka upaya pemecahannya
pun tidak sebatas pada kebijakan sektor perekonomian saja, namun merembet pada
masalah lain secara multi dimensional. Fenomena pengangguran sering menyebabkan
timbulnya masalah sosial lainnya seperti yang sudah diterangkan di atas. Di
samping tentu saja akan menciptakan angka produktivitas sosial yang rendah,
yang akan menurunkan tingkat pendapatan masyarakat nantinya.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut”
a) Apa yang
dimaksud dengan pengangguran ?
b) Apa
sajakah macam-macam dari pengangguran ?
c) Apa
penyebab dari pengangguran ?
d) Bagaimana
tingkat pengangguran di Indonesia ?
e) Apa
dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat ?
f) Apa
upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran ?
C.
Tujuan
Pembahasan
Adapun
tujuan pembahasan makalah ini adalah
a) Untuk
mengetahui pengertian dari pengangguran.
b) Untuk
mengetahui macam-macam dari pengangguran.
c) Untuk
mengetahui penyebab dari pengangguran.
d) Untuk
mengetahui tingkat pengangguran di Indonesia.
e) Untuk
mengetahui dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat.
f) Untuk
mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengangguran
Tiap
negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran.
Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana
seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan
dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001
mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha
memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8).
Menurut
Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang
secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International
Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran yaitu:
Ø Pengangguran
terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama
periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang
mencari pekerjaan.
Ø Setengah
pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan
pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa
bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau
masih bersedia mencari pekerjaan lain atau tambahan (BPS, 2001: 4).
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja
Nasional (SAKERNAS) menyatakan bahwa:
Ø Setengah
pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
Ø Setengah
pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain (BPS,
2000: 14).
Pengangguran
atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat dalam jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya
bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
B.
Macam-macam Pengangguran
1. Berdasarkan
Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran
dikelompokkan menjadi 3 macam:
a) Pengangguran
Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b) Setengah
Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,
biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c) Pengangguran
Terbuka (Open
Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
2 Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran
dikelompokkan menjadi 7 macam:
a) Pengangguran
friksional (frictional unemployment)
Pengangguran
friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya
kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan
pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu
memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya : Perpindahan
tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara menganggur.
Berhenti dari pekerjaan yang lama, dan mencari pekerjaan yang baru yang lebih
baik.
b) Pengangguran
konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran
konjungtoral adalah pengangguran yang di akibatkan oleh perubahan gelombang
(naik-turunnya) kehidupan perekonomian atau siklus ekonomi. Contohnya: Di suatu
perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha.
Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja) atau pemecatan.
c) Pengangguran
struktural (structural unemployment)
Pengangguran
struktural adalah pengangguran yang di akibatkan oleh perubahan struktur
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Contohnya: Suatu daerah yang
tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang
pertanian akan menganggur. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh
beberapa kemungkinan, seperti akibat permintaan berkurang, akibat kemajuan dan
penggunaan teknologi, dan akibat kebijakan pemerintah
d) Pengangguran
musiman (seasonal
Unemployment)
Pengangguran
musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi
jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya: pada
musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak
menganggur.
e) Pengangguran
teknologi
Pengangguran
teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan
padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada
mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
f) Pengangguran
Politis
Pengangguran
ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung atau tidak,
mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
g) Pengangguran
Deflatoir
Pengangguran
deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan dalam
perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja
melebihikesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.
C.
Penyebab
Pengangguran
Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakatakan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang
buruk terhadap si penganggur dan keluarganya.
Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
D.
Tingkat
Pengangguran Di Indonesia
Sejak 1997
sampai 2003, angka pengangguran terbuka di Indonesia terus menaik, dari 4,18
juta menjadi 11,35 juta. Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain usia
muda, pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau
Jawa dan berlokasi di daerah perkotaan. Intensitas permasalahan juga lebih
banyak terjadi pada penganggur wanita dan penganggur terdidik.
Pengangguran
dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak bisa
diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus di tangani dari hulu. Sektor
di hulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran
adalah sektor kependudukan, pendidikan dan ekonomi.
Ada tiga
asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan setengah
pengangguran. Pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun dapat
ditekan dari 2,0 persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode
2005-2009. Demikian juga pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9
persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen.
Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhan ekonomi menjadi 6,0 persen pada
periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang hanya mencapai 4,1 persen.
Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat dipercepat baik di
daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor pertanian, perdagangan,
jasa dan industri.
E.
Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat
Tingginya
tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan kelesuan
ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat
penurunan pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi
masyarakat meliputi hal-hal berikut ini:
a.
Pendapatan
Per Kapita
Orang
yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan
membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan
pendapatan per-kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka
pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pengangguran
rendah pendapatan per kapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka
yang masih bekerja tetap.
b.
Pendapatan
Negara
Orang
yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah atau gaji, Upah/gaji tersebut
sebelum sampai di tangan penerima di potong pajak penghasilan terlebih dahulu.
Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak
banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak
penghasilan cenderung berkurang.
c.
Beban
Psikologis
Semakin
lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya.
Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di
tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka
waktu lama akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang tidak jelas.
d.
Munculnya
Biaya Sosial
Tingginya
tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya sosial
seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai
akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.
F.
Kebijakan
Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran
kondisi
Indonesia masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran
berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan
yaitu :
a) Pemerintah
memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan
bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas
khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.
Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang
menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu
mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan
pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
b) Segera
melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya
daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun
fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi
para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya
potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia.
c) Segera
membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus.
d) Segera
menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis
perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun
Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan
sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan
lapangan kerja.
e) Mengembangkan
sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum
tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk
menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut
berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan
yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
f) Melakukan
program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil
produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan
proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan
baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat
bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa
pelat baja.
g) Dengan
memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia
dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru
atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke
daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan
atau peternakan oleh pemerintah.
h) Menyeleksi
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi
secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.Sebaiknya diupayakan
tenaga-tenaga terampil.Hal itu dapat
dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
i) Segera
harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang
berorientasi kompetensi.Karena sebagian besar para penganggur adalah para
lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
j) Segera
mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak
geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang
sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan
pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat
menciptakan lapangan kerja yang produktif.
Selain itu penanggulangan pengangguran dapat
juga di lakukan dengan cara;
a) Meningkatkan
mutu pendidikan,
b) Meningkatkan
latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai tuntutan industri
modern,
c) Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan,
d) Mendorong
terbukanya kesempatan usaha-usaha informal,
e) Meningkatkan
pembangunan dengan sistem padat karya,
f) Membuka
kesempatan kerja ke luar negeri
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengangguran
atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.Juga
kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang
efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Setiap penganggur
diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif
dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua
masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran
menjadi komitmen nasional.
B.
Saran
Untuk
mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah. Pemerintah
harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan,
serta menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh
sampai terlihat hasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan,
pembinaan dan pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk
mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan
kesejahteraan. Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut
berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlah pengangguran yang terjadi di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
National Association of Social Worker. Encyclopedia Of Social Work, Vol II. National Association of
Social Worker. Inc. USA : 1971.
Midgley
James, etc. The Handbook of Social Policy.
Suharto
Edi. Phd. Konsep Kemiskinan dan Strategi Penanggulangannya. http://www.policy.hu/suharto/makIndo13.html
Suharto Edi, Phd. Materi Latihan: Analisis Kebijakan Sosial. http://www.policy.hu/suharto/makIndo21.html.
SuhartoEdi
, Phd . Pendekatan Pekerja Sosial dalam Menangani Kemiskinan di Tanah Air.
http://www.policy.hu/suharto/makIndo27.html.
Http: //ekonomi-indonesia-bisnis.infogue.com
http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran
friksional-struktural-musiman-siklikal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar