A.
Masuknya Islam Ke Spanyol
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun
711 M melalui jalur Afrika Utara. Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal
dengan nama Iberia/ Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur
itu dikuasai bangsa Vandal. Dari perkataan Vandal inilah orang Arab menyebutnya
Andalusia.
Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah
menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari
dinasti Bani Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di
zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd al-Malik mengangkat Hasan
ibn Nu’man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah
al-Walid, Hasan ibn Nu’man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair. Di zaman
al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki
Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke
daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan.
Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai
menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayah memakan waktu selama 53
tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan)
sampai tahun 83 H (masa al-Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai
Islam, dikawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan
kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gotik.
________________________________
1) Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam
Terbitan(KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam, Logos Wacana
Ilmu, Jakarta 1996.
Dalam
proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan
paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn
Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai
perintis dan penyelidik.Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan
benua Eropa itu dengan satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah
tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian.
Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit
jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam
tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta
dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada
tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan
Thariq ibn Ziyad.
Thariq
ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penaklukan Spanyol karena pasukannya
lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar
suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab
yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi selat di
bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan
pasukannyamendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar
(Jabal Thariq). Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan.
Dari situ seperti Cordova, Granada dan Toledo (Ibu kota kerajaan Goth saat
itu). Kebudayaan islam memasuki Eropa melalui beberapa jalan, antara lain
melewati Andalusia. Ini karena kaum muslimin telah menetap di negeri itu
sekitar abad 8 abad lamanya. Pada masa itu kebudayaan Islam di negeri itu
mencapai puncak perkembangannya.
Kebudayaan
Islam di Andalusia mengalami perkembangan yang pesat diberbagai pusatnya,
misalnya Cordova, Sevilla, Granada, dan Toledo.
________________________________
Kemenangan
pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan
wilayah yang lebih luas lagi. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh
kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya mulai dari Saragosa sampai
Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya
muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99 H/717 M,
dengan sasarannya menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis
Selatan. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang geraknya
dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan
melebar jauh ke Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia.
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat
Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor
eksternal dan internal.
Faktor eksternalnya antara lain pada masa
penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi
negeri ini berada dalam keadaan yang menyedihkan. Begitu juga dengan adanya
perebutan kekuasaan di antara elite pemerintahan, adanya konflik umat beragama
yang menghancurkan kerukunan dan toleransi di antara mereka. Kondisi terburuk
terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, raja terakhir yang dikalahkan
Islam. Awal kehancuran Ghot adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya
dari Seville ke Toledo, sementara Witiza yang saat itu menjadi penguasa atas
wilayah Toledo diberhentikan begitu saja.
Hal
yang menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang
terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang.
Selain itu orang Yahudi yang selama ini tertekan juga telah mengadakan
persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
________________________________
3) Abdul Mun’im Majid, Sejarah Kebudayaan
Islam, Pustaka : 1997 hlm. 182.
Adapun faktor internalnya yaitu suatu
kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para
prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya.
Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan
penuh percaya diri. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam
pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran
Islam di sana.
________________________________
4) Dr, Badri Yatim, M.A, PT. Gravindo
Persada : 2003, hlm. 91
B.
Perkembangan Islam Di Spanyol
Sejarah
panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dibagi menjadi enam periode
yaitu[1] :
1.
Periode
Pertama (711-755 M)
Pada
periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh
Khalifah Bani Umayah yang terpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas
politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih
terjadi, baik dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain
berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis
dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah di
Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing
mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh
karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam
jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan
seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan
etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab
sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing yaitu suku Qaisy
(Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini sering kali
menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang tangguh.
Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu
mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama. Periode ini
berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138
H/755 M.
________________________________
5) Dr, Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban
Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 93
2.
Periode
Kedua (755-912 M)
Pada
periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir
(panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam,
yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama
adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar
Al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol). Ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah
di Spanyol. Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abd al-Rahman
al-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd al-Rahman al-Ausath, Muhammad ibn Abd
al-Rahman, Munzir ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai
memperoleh kemajuan-kemajuan baik dibidang politik maupun bidang peradaban. Abd
al-Rahman al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota
besar Spanyol. Hisyam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran.
Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd al-Rahman
al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga
mulai pada periode ini, terutama di zaman Abdurrahman al-Ausath.
Pada pertengahan abad ke-9 stabilitas
negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari
kesahidan (Martyrdom).
Gangguan politik yang paling serius pada periode
ini datang dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun
852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Di samping itu
sejumlah orang yang tak puas membangkitkan revolusi. Yang terpenting
diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafshun dan anaknya yang
berpusat di pegunungan dekat Malaga. Sementara itu, perselisihan antara
orang-orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi.
________________________________
6) Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi
Mini Sejarah dan Kebuidayaan Islam, Logos Wacana Ilmu Jakarta 199
Namun ada yang berpendapat pada periode ini
dibagi menjadi dua yaitu masa KeAmiran (755-912) dan masa ke Khalifahan
(912-1013).
3.
Periode
Ketiga (912-1013 M)
Periode
ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd al-Rahman III yang bergelar
“An-Nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan
Muluk al-Thawaif. Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan
gelar Khalifah, penggunaan khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai
kepada Abdurrahman III, bahwa Muktadir, Khalifah daulah Bani Abbas di Baghdad
meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilainnya, keadaan
ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam
kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang tepat untuk memakai
gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun
lebih. Karena itulah gelar ini dipakai mulai tahun 929 M. Khalifah-khalifah
besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang yaitu Abd al-Rahman
al-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M).
Pada periode ini umat Islam Spanyol
mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di
Baghdad. Abd al-Rahman al-Nasir mendirikan universitas Cordova.
Akhirnya pada tahun 1013 M, Dewan Menteri
yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu Spanyol sudah
terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
________________________________________
7) Dr.Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban
Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 95
8) Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto,sejarah
islam klasik, Jakarta Timur, Penada Media:2003, hlm 119
4.
Periode
Keempat (1013-1086 M)
Pada
periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di
bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif yang berpusat di
suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar
diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat Islam memasuki
masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara
pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen.
Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk
pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif
penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan
intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para
sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana
lain.
5.
Periode
Kelima (1086-1248 M)
Pada
periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi
terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun
(1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada
mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di
Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang
berpusat di Marakesy. Pada masa dinasti Murabithun, Saragosa jatuh ke tangan
Kristen, tepatnya tahun 1118 M.
Dinasti Muwahhidun didirikan oleh Muhammad
ibn Tumazi (w.1128). Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd
al-Mun’im. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di
Las Navas de Tolesa.
____________________________________
9) Dr.Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban
Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 98
Kekalahan-kekalahan
yang dialami Muwahhhidun menyebabkan penguasanya memilih meninggalkan Spanyol
dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan
penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali
Granada lepas dari kekuasaan Islam.
6.
Periode
Keenam (1248-1492 M)
Pada
peride ini yaitu antara tahun (1232-1492) ketika umat islam Andalus bertahan
diwilayah Granada dibawah kuasa dinasti bani Amar pendiri dinasti ini adalah
Sultan Muhammad bin Yusuf bergelar Al-Nasr, oleh karena itu kerajaan itu
disebut juga Nasriyyah.[2]
Periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah
Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami
kemajuan seperti di zaman Abdurrahman an-Nasir. Kekuasaan Islam yang merupakan
pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang
istana dalam perebutan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang
kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi
raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaannya. Dalam pemberontakan
itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Sa’ad. Abu Abdullah
kemudian meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya.
Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah
naik tahta. Tentu saja, Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan kedua
kerajaan besar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup puas. Keduanya ingin
merebut kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa
menahan serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku
kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdenand dan Isabella, kemudian hijrah
ke Afrika Utara.
________________________________________
10) Prof.Dr. Hj. Musyrifah Sunanto,sejarah
islam klasik, Jakarta Timur, Penada Media:2003, hlm 122
Dengan
demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam
setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi
meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat
Islam didaerah ini.
C.
Kemajuan Peradaban
·
Kemajuan
Intelektual
Spanyol
adalah negara yang subur. Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk
yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan) al-Muwalladun
(orang-orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari
Afrika Utara), al-shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan
Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk
dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan
Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang
terakhir memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya
Andalusia yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di
Spanyol.
a) Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu
lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan
sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke
Eropa pada abad ke-12. minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai
dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang
ke-5, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M).
_______________________________________
11) Dr.Badri
Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 101
Tokoh utama pertama dalam sejarah
filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal
dengan Ibn Bajjah. Tokoh utama yang kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk
asli Wadi Asa, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia
lanjut tahun 1185 M.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi
munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat
dalam Islam, yaitu Rusyd dari Cordova.
Pada abad ke 12 diterjemahkan buku
Al-Qanun karya Ibnu Sina (Avicenne) mengenai kedokteran. Diahir abad ke-13
diterjemahkan pula buku Al-Hawi karya Razi yang lebih luas dan lebih tebal dari
Al-Qanun.
b) Sains
Abbas ibn Fama termasyhur dalam ilmu
kimia dan astronomi. Ia orang yang pertama kali menemukan pembuatan kaca dari
batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat
menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia
juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata
surya dan bintang-bintang. Ahad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang
obat-obatan. Umi al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidzh
adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi,
wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibn Jubair dari
Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan
Sicilia dan Ibn Bathuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudra Pasai dan
Cina.
________________________________________
12) Dr. Mustafa As-Siba’i,Peradaban Islam
Dulu, Kini dan Esok.Gema Insani Press, Jakarta : 1993, hlm 49.
Ibn Khaldun (1317-1374 M) menyusun
riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dart Tum adalah perumus filsafat
sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol yang kemudian
pindah ke Afrika.
c) Fikih
Dalam bidang fikih, Spanyol dikenal
sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini disana adalah
Ziyad ibn Abd al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya
yang menjadi qadhi pad masa Hisyam ibn Abd al- Rahman. Ahli-ahli fikih lainnya
yaitu Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang
terkenal.
Sedillot berkata, “Mazhab Maliki itulah
yang secara khusus memikat pandangan kita karena hubungan kita dengan bangsa
Arab Afrika. Pada waktu itu pemerintah Prancis menugaskan Dr. Peron untuk
menerjemahkan buku Fiqh Al Mukhtashar karya Al Khalik bin Ishaq bin Ya’qub (w.
1422 M).
d) Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara,
Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan ibn Nafi yang
dijuluki Zaryab. Setiap kali diadakan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu
tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai pengubah lagu.
Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun
wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
________________________________________
13) Dr.Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban
Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 103
e) Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa
administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Diantara para ahli yang mahir
dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa yaitu Ibn
Sayyidih, Ibn malik pengarang Alfiyah, Ibn Huruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali
al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Gharnathi.
·
Kemegahan
Pembangunan Fisik
Orang-orang
memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan
untuk mengecek curah air waduk dibuat untuk konservasi. Pengaturan hydrolik itu
dibangun dengan memperkenalkan roda air asal Persia yang dinamakan na’urah
(Spanyol Noria). Namun pembangunan fisik yang paling menonjol adalah
pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman,
taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota
al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana al-Makmun,
mesjid Seville dan istana al-Hamra di Granada.
·
Faktor-faktor
Pendukung Kemajuan
Spanyol
Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat
dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti
Abd al-Rahman al-Dakhil, Abd al-Rahman al-Wasith dan Abd al-Rahman al-Nashir.
Keberhasilan
politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan
penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah dan adanya
toleransi yang ditegakkan oleh penguasa terhadap penganut agama Kristen dan
Yahudi.
________________________________________
14)
Dr.Mustafa As-Siba’i,Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok.Gema Insani Press,
Jakarta : 1993, hlm 55
Toleransi
bragama ditegakan oleh penguas para
penguasa terhdap penganut agama keristen dan yahudi,sehingga, mereka ikut berpartisipasi
mewujudkan beradaban arab isalam di Spanyol. Untuk orang keristen, sebagaman
juga orang-orang Yahudi, disediakan hakim khususyang menagani masalah
sesuaidenagn ajaran agamamerak masing-masing.
Masayarak
Spanyol islam merupakan masyarakat majemuk terdiri berbagi komunitas, baik agam
maupun bangsa. Dengan ditegagakany toleransi Bergama, komunitas-komunitas itu
dapat bekerja samadan menyumbangkan kelebihannymasing-masing.
Peperpecah
politik pada masa Muluk Al-Thawa’if dan sesudahny tidak menyebabkan mundurnya
perdaban. Masa itu, bahakan, merupakan puncak kemajuan ilmu pengetahuan,
kesenian, dan kebudayaan Spanyol islam. Setiap dinasti(raja) di Malaga,
Toledo,Sevilla, Granada, dan lain-lain berusaha menayaingi Cordova. Kalau
sebelumnya Cordova merupakan satu-satuny pusat ilmu dan perdaban islam di
Spanyol, Muluk Al-Thawa’if berahasil mendirirkan pusat-pusat peradaban baru
yang di antarany justru lebih maju.
________________________________________
15) Dr.Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban
Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 100
D.
Penyebab Kemunduran Dan Kehancuran
·
Konflik
Islam dengan Kristen
Para
penguasa Muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Merak sudah merasa
puas denagn hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Keristen taklukanny dan
membiarkan mereka mempertahankan hokum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki
tradisional, asal tidak ad perlawanan besenjata. Namun demikian, kehadiran arab
islamtelah memperkuat rasakebangsaan orang-orang Spanyol Keristen. Hal iu meneybabkan
kehiduapn agama islamdi Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan anatara
Isalm dan Keristen. Pada abad ke-11 M umat keristen memperoleh kemajuan pesat,
seamentara umat islam sedang mengalami kemunduran.
·
Tidak
adanya Ideologi Pemersatu
Kalaudi
tempat-tempat lain, para mukholaf diperalkukan sebagai orang islam yang
sederajat, di Spanyol, sebagai mana politik yang dijalankan Bani Umayyah di
Damaskus, oaring-rang Ara tidak pernah meneriama orang-oarang peribumi.
Setidak-tidakny amapai kea bad ke-10 M mereak amsih member istilah ‘ibad dan
muwalladun pada para mukholaf itu, suatu ungkapan yang di nilai merendahkan.
Akibatny, kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggrgoti dan merusak perdamaian. Hal itu
mendatangkan damapak besar terhadap sosio-ekonomi negri tersebut. Hal ini
menunjukantiadak adanya ideologo yang dapat member makana persatuan disamping kurangnya figur yang dapat
personofikasi ideologi itu.
·
Kesulitan
Ekonomi
Di
paruh kedua masa islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengemabangkan ilmu pengetahuan dangan sangat “serius” sehingga lalai membina
perekonomian. Akibatany timbul kesulitan
ekonomi yang sangat memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan
militer.
·
Tidak
Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal
ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli warist.bahkan, karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Tawa’if muncul. Granada yang merupakan pesat
kekuasaan islam terakhir di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella, di
antaranya juga disebabkan permsalahan ini.
·
Keterpencilan.
Spanyol
islam merupakan terpencil dari dunia islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecualidari
Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan alternative yang mampu
membendung kebangkitan Keristen di sana.
Namun
ada faktor lain yang menyebabkan kemunduran kebudayaan islam yaitu:
·
Kelemahan
dibidang politik
·
Munculnya
orang-orang Moghul
·
Munculnya
unsur Turki
·
Ditemukannya
Mesiu.
________________________________________
16) Dr.Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban
Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 108
E.
Pengaruh Peradaban Spanyol Islam Di Eropa
Spanyol
merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik
dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban
antarnegara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di
bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangga Eropa, terutama
dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik.
Berawal
dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad
ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M.
Pengaruh
ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu
menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa
pada abad ke-14 M.
Walaupun
Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam,
tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu
adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad
ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M,
rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan (aufklaerung) pada abad ke-18 M.
________________________________________
17) Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto,sejarah
islam klasik, Jakarta Timur, Penada Media:2003, hlm 119
Kemajuan
Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak yang berhutang budi kepada
khazanah ilmu pengeathuan islam yang berkembang di periode kelasik. Memang
banyak Saluranbagaiman perdaban islam mempenagruhi Eropa, seperti sicilia dan
perang salib, tetapi saluran yang terpenting
adalah Spanyol Islam.
Spanyol
merupakan temapat yang paling utamabagi Eropa menyerap peradaban islam, baik
dalam bentuk hibungan politik, social, maupun perekonomian, dan peradaban
anatar Negara. Orang-orang Eropa menayaksikan kenaytaany bahwa Spanyol berda
dibawah kekuasan islam jauh meninggalakan Negara-negara tetanggany
Eropa,terutama dalam bidang pemikiran dan sains di bangunan fisik. Yang
terpenting diantanya adalah pemikiran ibn Rosyd (1120-1198 M). ia melepaska
belenggu taklid dan menagnjurka kebebasan berpikir. Ia mengulas pemikiran
Aristoteles dengan cara mengikat minat semua orang berpikiran bebas. Ia
menegedepankan sunnatullah menurut pengertian islam terhadap panatheisme dan
anthropomorphisme Keristen. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di
Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusdy-isme) yang menuntut kebebsan
berpikir. Piahak gereja menolak pemikiran rasional yang dabawa gerakan
Averroeisme ini.
Berawal
dari gerakan Averroeisme inilah di eropa kemudian lahir raformasi pada abad
ke-16 M dan rasionalisme pada abd ke-17 M. buku-buku Ibn Rusdy dicetak di
Vinesia tahun 1481, 1482, 1483, dan 1500 M. bahkan, edisi lenkap pada tahun
1553 dan 1557 M. karya-karyanya huga diterbitkan pada abd ke-16 M di Napoli,
Bologna, Lyonms,dan Strasbourg, and di awal abad ke-17 M di Jenewa.
Pengaruh
peradaban islam, termasuk di dalamnyapemikiran ibn Rosyd, ke Eropa yang
bealajar di Universitas-Universitas islam di Spanyol, seperti Universitas
Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca.
________________________________________
18) Dr.Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban
Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 104
Selama
bealajar di Spanyol, merka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuan-ilmuan
muslim. Pusat penrjemahan itu adalah di Toledo. Setelah pulang ke negerinya,
mereka mendirikan sekolah dan Universitas yang sama. Universitas pertama di
Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, tiaga
puluh tahun setalah wafatny ibn Rusyd.
Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah Universitas. Di dalam
Universitas-Universitas itu, ilmu yang merak peroleh dari
Universitas-Universitas isalm diajarkan, seperti ilmu kedikteran, ilmu pasti,
dan filsafat.pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran
Al-Farobi, ibn sina dan ibn Rusyd.
Penagruh
ilmu pengetahuan islam atas Eropa sudah berlangdung sejak abad ke-12 M itu
menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusak Yunani di Eropa
pada abad ke-145 M. barkambangny pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah
melaluai terjemahan-terjemahan Arab yang di pelajari dan kemudian di
terjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
Walaupun
islam akhirnya terusir dari Negara Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tapi
ia telah membidani gerakan-gerakn di Eropa. Gerakan- gerakan itu adalah
kebangkitan kembali kebudayaan Yuanani klsik (renaissance) pada abad ke-14 M
yang bermula di italia, gerakan reforamsi pada abad ke-17 M. dan pencerahaan
(Aufklarung) abad ke-18 M.
________________________________________
19) Dr.Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban
Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 104
F.
Priode penyebaran islam di spanyol (andalusia)
1. Periode
Kekuasaan Bani Umayyah Damaskus (711-755)
Pada
periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh
Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus.
Wilayah Kekhalifahan Bani Umayyah
Pada
periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna,
gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar.
Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa,
terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Disamping itu, terdapat perbedaan
pandangan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat
di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai
daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali
(gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat.
Gangguan
dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal
di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan
Islam.
________________________________________
20)
Faisal alam,
menyusuri jejak islam di andalusia, artikel:2008,hlm 1
Gerakan
ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya
mereka mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol. Karena seringnya terjadi konflik
internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam periode ini Islam
Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan.
Perbedaan
pandangan politik juga menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini
ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama, antara Barbar asal Afrika
Utara dan Arab. Konflik perang saudara diantara berbagai kelompok Muslim di
Iberia itu berakibat hilangnya kendali kekhalifahan di wilayah itu, hingga
Yusuf Al-Fihri memenangkan perseteruan itu dan menjadi pemimpin independen di
wilayah Andalusia.
2. Periode
Kerajaan Cordoba (756-1013)
Di
tahun 750, kekuasaan khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus digantikan
dengan kekuasaan Bani Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Abdurrahman
Ad-Dakhil, keturunan Bani Umayyah yang selamat, berhasil menurunkan Yusuf
Al-Fihri dan memproklamirkan dirinya sebagai Amir kerajaan Andalusia yang
berpusat di Cordoba dan melepaskan diri dari Kekhalifahan Abbasiyah pada tahun
756.
Amir
Kerajaan Cordoba berturut-turut: Abdurrahman I (756-788), Hisyam I (788-796),
Al-Hakam I (796-822), Abdurrahman II (822-852), Muhammad I (852-886),
Al-Mundhir (886-888), Abdullah ibn Muhammad (888-912)
________________________________________
21)
Faisal alam,
menyusuri jejak islam di andalusia, artikel:2008,hlm 2
Kemudian
semenjak kekuasaan Abdurrahman III di tahun 929, sebutan penguasa Amir kemudian
digantikan dengan titel Khalifah: Abdurrahman III (912-961), Al-Hakam II
(961-976), Hisyam I (976-1008), Muhammad II (1008-1009), Sulaiman II
(1009-1010), Hisyam II (1010-1012), Sulaiman II (1012-1016), Abdurrahman IV
(1017), Abdurrahman V (1023-1024), Muhammad III (1024-1025), Hisyam III
(1026-1031).
Awal
dari kehancuran khilafah Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik
tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu kekuasaan aktual berada di
tangan para pejabat. Pada tahun 981 M, Khalifah menunjuk Ibn Abi Amir sebagai
pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil
menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan
menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya. Atas
keberhasilan-keberhasilannya, ia mendapat gelar al-Manshur Billah. Ia wafat pada
tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya al-Muzaffar yang masih dapat
mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat pada tahun 1008
M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu.
Dalam beberapa tahun saja, negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan
akhirnya kehancuran total. Pada tahun 1009 M khalifah mengundurkan diri.
Beberapa orang yang dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup
memperbaiki keadaan. Akhirnya pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah
Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu, Spanyol sudah terpecah dalam
banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
________________________________________
22) Faisal
alam, menyusuri jejak islam di andalusia, artikel:2008,hlm 3
3.
Periode Kerajaan-Kerajaan Lokal
Kekhalifahan
Cordoba runtuh dengan terjadinya perang saudara antara 1009 hingga 1013,
meskipun belum sepenuhnya berakhir hingga 1031. Negeri Andalusia kemudian
terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negera kecil di bawah pemerintahan
raja-raja golongan atau Al-Mulukuth Thawaif, yang berpusat di suatu kota
seperti Kerajaan Malaga, Zaragoza, Valencia, Badajoz, Sevilla, dan Toledo.
Perpecahan Negeri2 Andalusia
di tahun 1031 (wilayah berwarna putih, merah, kuning, dan biru di bagian utara
termasuk kerajaan Kristen)
Para raja-raja kecil itu digelar
Mulukuth Thawaif (Raja Lokal) kemudian berseteru dan berperang satu sama lain
tanpa sebab yang jelas. Hanyalah karena ingin saling menguasai. Kisah-kisah
pengkhianatan, kisah-kisah perebutan puteri cantik dan perebutan harta mewarnai
semua perseteruan itu. Mereka tak sadar umat Kristen telah mempersiapkan
kekuatan untuk merebut kembali Spanyol. Ironisnya, kalau terjadi perang
saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada
raja-raja Kristen.
________________________________________
23) Faisal
alam, menyusuri jejak islam di andalusia, artikel:2008,hlm 4
Melihat kelemahan dan kekacauan yang
menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen
pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan
politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode
ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan
perlindungan dari satu istana ke istana lain.
4.
Periode Kekuasaan Dinasti-dinasti
dari Maroko
Pada periode ini
Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat
satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (086-1143 M) dan
dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah
gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun
1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Ia masuk
ke Spanyol atas “undangan” penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul
beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan
orang-orang Kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan
berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja
muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil
untuk itu.
Akan tetapi,
penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun
1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol
dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Pada masa dinasti Murabithun, Saragossa
jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Di Spanyol sendiri, sepeninggal
dinasti ini, pada mulanya muncul kembali dinasti-dinasti kecil, tapi hanya
berlangsung tiga tahun.
________________________________________
24)
Faisal
alam, menyusuri jejak islam di andalusia, artikel:2008,hlm 4
Pada
tahun 1146 M penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut
daerah ini. Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w. 1128). Dinasti
ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd al-Mun’im. Antara tahun 1114 dan
1154 M, kota-kota muslim penting, Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh ke bawah
kekuasaannya. Untuk jangka beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak
kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi tidak
lama setelah itu, Muwahhidun mengalami keambrukan.
Pada tahun 1212 M, tentara Kristen
memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang
dialami Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol
dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Keadaan Spanyol kembali runyam,
berada di bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat Islam
tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Yang
pertama hancur adalah Toledo yang jatuh pada tahun 1085 di mana Raja Al Qadir
Adzdzunnuniyah menyerah kepada Raja Leon Alfonso VII. Kemudian Mustansir
al-Mudiayah menyerah kepada Ramire II dari Aragon. Kerajaan Cordova yang
terbesar di Andalusia jatuh pada tahun 1236 dan Kerajaan kedua terbesar Sevilla
luluh-lantak dan takluk pada tahun 1248.
Masjid Cordova
________________________________________
25)
Faisal alam,
menyusuri jejak islam di andalusia, artikel:2008,hlm 5
Keruntuhan Cordova tidak saja diratapi oleh Umat Islam, tetapi juga
seorang penulis Kriten Stanley Lane Poole dalam bukunya “The Mohammadan
Dynasties” mengakui betapa mundurnya peradaban Andalusia setelah runtuhnya
kerajaan Islam Cordova. Pengakuan dunia Kristen terhadap peradaban Islam
Cordova dapat dibuktikan dengan permintaan Inggris agar pemuda pemuda Inggris
dapat menuntut ilmu di Universitas Cordova. Surat Raja Inggris itu diterima
oleh Sultan Hisyam III yang berbunyi antara lain,
“Kami telah mendengar kemajuan Ilmu dan industri di Negara Paduka Yang
Mulia. Karenanya kami bermaksud mengirim putera-puteri terbaik kami untuk
menimba ilmu di Negara Paduka Yang Mulia agar ilmu pengetahuan tersebar ke
negeri kami yang dikelilingi kebodohan dari empat penjuru. (Wajah Dunia Islam
oleh Dr Muhammad Sayid al-Wakil).
5. Periode
Keraajaan Granada
Sisa-sisa
umat Islam di Andalusia itu masih dapat bertahan dan bangun kembali di Granada,
di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan
seperti di zaman Abdurrahman an-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini
hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Universitas Granada dan Istana Al Hambra
yang termasyhur itu pun dibangun walau di tengah ancaman tentara musuh.
Sisa wilayah Islam tahun 1300
Istana Al-Hambra
Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini
berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.
Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk
anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan
berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan
digantikan oleh Muhammad ibn Sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan
kepada Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini
dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta. Tentu saja,
Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui
perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan
terakhir umat Islam di Spanyol. Abu Muhammad Abdullah IX tidak kuasa menahan
serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah.
________________________________________
26) Faisal alam, menyusuri jejak islam di
andalusia, artikel:2008,hlm 6
Akhirnya keemasan Granda Kerajaan Islam terakhir di Andalusia setelah
ratusan tahun memencarkan sinarnya ke seluruh penjuru Eropa hilang dan sirna.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M.
Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau
pergi meninggal Spanyol. Umat Islam pun terusir dengan pedihnya dari bumi
Andalusia. Hanya yang mau meninggalkan Islam (murtad) yang boleh tinggal. Yang
tetap beriman kepada Allah bersama Raja Abu Muhammad di persilahkan naik ke
kapal dan berlayar menuju Afrika Utara menyeberangi Selat Gibraltar. Kalau dulu
Tariq menyeberanginya dengan kepala tegak penuh semangat dan optimisme, namun
Abu Muhammad berlayar dengan sedih dan menundukkan kepala dengan penuh keaiban.
Tanggal 2 Januari 1492 itu tercatat sebagai pemurtadan besar-besaran yang
pernah terjadi dalam sejarah. Baik Cordova maupun Granada hancur lebur bersama kitab-kitabnya
berikut peradabannya. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat
Islam di daerah ini.
Mengenai jatuhnya Granada yang merupakan salah satu pusat ilmu
pengetahuan ini, ilmuwan sekelas Emmanuel Deutch berkomentar,“Semua ini memberi
kesempatan bagi kami (bangsa Barat) untuk mencapai kebangkitan (renaissance)
dalam ilmu pengetahuan modern. Oleh karena itu, sewajarnyalah jika kami selalu
mencucurkan airmata manakala kami teringat saat-saat terakhir jatuhnya
Granada.” (M. Hashem, Kekaguman Dunia Terhadap Islam, hlm. 100)
Membicarakan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Spanyol, tak bisa lepas dari
kerja besar pembangunan peradaban yang dilakukan para pembawa risalah Islam ke
kawasan Eropa itu.
________________________________________
27) Faisal alam, menyusuri jejak islam di
andalusia, artikel:2008,hlm 7
Tak bisa juga
dipisahkan dari kajian etika serta syari’at Islam yang didakwahkan para da’i.
Itulah yang mendorong semangat para ilmuwan Muslim Spanyol: Pengetahuan itu
satu karena dunia juga satu, dunia satu karena Allah juga satu. Prinsip
“tauhid” semacam ini yang menjadi koridor berpikir para ilmuwan muslim dalam
mengembangkan sains dan teknologi.
Tak mengherankan jika temuan-temuan para ilmuwan muslim pada zaman ini
sangat revolusioner. Jauh sebelum Wilbur Wright dan Oliver Wright menemukan
pesawat terbang pada abad 20, usaha menemukan alat transportasi penerbangan
sudah dilakukan oleh Abu Abbas Al-Fernass. Bahkan ia sudah mencoba terbang,
meski kendaraan yang ditemukannya tak sempurna. Sayangnya, sejarah peradaban
dunia Islam yang berbasis di Andalusi, Spanyol itu, tak terekam oleh Barat.
Sementara catatan-catatan sejarah Islam, ditutup rapat untuk tak dijadikan
referensi.
Toh sejarah tak bisa berdusta. Demikian halnya dalam pengembangan ilmu
kedokteran oleh para pakar muslim. Selain Ibnu Rusyd, adalah Az-Zahrawi yang
dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan teknik pembedahan manusia.
Az-Zahrawi yang lahir dekat Cordova pada 936 Masehi, dikenal sebagai penyusun
ensiklopedi pembedahan yang karya ilmiahnya itu dijadikan referensi dasar bedah
kedokteran selama ratusan tahun. Sejumlah universitas, termasuk yang ada di
Barat, menjadikannya sebagai acuan.
Demikian halnya kontribusi ilmuwan Islam di bidang astronomi. Adalah
Az-Zarqalli, astronom muslim kelahiran Cordova yang pertama kali memperkenalkan
astrolabe. Yaitu suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur jarak sebuah
bintang dari horison bumi. Penemuan ini menjadi revolusioner karena sangat
membantu navigasi laut.
________________________________________
28) Faisal alam, menyusuri jejak islam di
andalusia, artikel:2008,hlm 8
Dengan demikian,
transportasi pelayaran berkembang pesat selepas penemuan astrolabe. Sementara
pakar geografi, Al-Idrisi, yang lahir di Ceuta pada 1099 Masehi, setelah
menuntut ilmu di Cordova juga menemukan dan memperkenalkan teknik pemetaan
dengan metode proyeksi. Suatu metode yang sama dengan yang dikembangkan
Mercator, empat abad kemudian.
Eropa Berhutang Budi Temuan sains dan teknologi, serta kajian filsafat
Muslim Spanyol, mengalir ke seluruh kawasan ibarat mengairi kekeringan
kehidupan intelektual Eropa. Para pelajar dari Eropa Barat memenuhi
perpustakaan-perpustakaan serta kampus-kampus perguruan tinggi yang dibangun
oleh ilmuwan muslim di sana. Pola pendidikan yang dikembangkan para ilmuwan
muslim di sana, sungguh memikat para pelajar dari Eropa. Dalam kitabnya yang
berjudul Muqaddimah, ulama Muslim terkemuka Ibnu Khaldun menilai metode
pendidikan yang dikembangkan saat itu sebagai “Mengarahkan seseorang untuk
mengerti sesuatu melalui apa yang dikerjakannya”. Secara sederhana Ibnu Khaldun
menyebutnya sebagai “Metode belajar dengan hati” atau “Learning by doing” dalam
bahasa kita sekarang.
Kondisi inilah yang mencerahkan paradigma berpikir orang-orang Eropa.
Menurut Montgomery, cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa
tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban
Islam yang menjadi “dinamo”nya, Barat bukanlah apa-apa. Inilah yang
sesungguhnya menjadi momentum Eropa memasuki masa Renaissance. Pada abad
sembilan, demikian Montgomery, Universitas Cordoba menjadi gerbang Eropa
memasuki zaman pencerahan. Sayangnya orang-orang Eropa merasa pencerahan mereka
berawal pada abad enam belas dari Florence di Italy.
________________________________________
29) Faisal alam, menyusuri jejak islam di
andalusia, artikel:2008,hlm 8
Yaitu pada saat pemimpin Eropa bersepakat ‘meninggalkan’ agama dalam segala
aspek kehidupan dan mengembangkan apa yang disebut sekularisme. Akibatnya,
keagungan peraaban Islam yang dibangun di Spanyol berakhir dengan tragis. Yaitu
pada saat penguasa di sana menghancurkan semua karya pemikiran para ilmuwan
muslim. Tidak hanya karya-karyanya yang dimusnahkan, para ilmuwannya pun
disingkirkan. Ibnu Massarah diasingkan, Ibnu Hazm diusir dari tempat tinggalnya
di Majorca, kitab-kitab karya Imam Ghazali dibakar, ribuan buku dan naskah
koleksi perpustakaan umum al Ahkam II dihanyutkan ke sungai. Ibnu Tufail, Ibnu
Rushdy disingkirkan. Nasib yang sama, juga dialami Ibnu Arabi.
Akhirnya, kebijakan bumi hangus tersebut telah menyebabkan kesulitan
merekonstruksi perjalanan sejarah Islam di Sevila, Cordoba, dan Andalusia
sebagai bukti keagungan peradaban Islam di Spanyol tidak bias dipungkiri, meski
kemudian sirna dihancurkan dalam Perang Salib.
________________________________________
30) Faisal alam, menyusuri jejak islam di
andalusia, artikel:2008,hlm 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar