Kamis, 18 Desember 2014

Makalah Mikroekonomi, Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa



Makalah
Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa
(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah mikroekonomi)



 

Disusun Oleh:
Nama : Sri Susanti
NIM   : 10800113189

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR






BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Konsumsi merupakan pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang melakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan (saving), Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Kegiatan produksi ada karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada yang memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada gap atau jarak antara konsumsi dan produksi. Prinsip dasar konsumsi adalah “saya akan mengkonsumsi apa saja dan jumlah beberapapun sepanjang: (1) anggaran saya memadai dan (2) saya memperoleh kepuasan maksimum“.
Mahasiswa adalah peserta didik yang telah terdaftar di sebuah Universitas dan memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh universitas yang bersangkutan. Mahasiswa sama halnya dengan masyarakat atau rumah tangga, juga melakukan aktivitas ekonomi sehari-hari termasuk konsumsi. Namun, pola konsumsi suatu masyarakat atau individu termasuk pula mahasiswa berbeda-beda satu sama lain. Mahasiswa suatu fakultas pola konsumsinya berbeda dan tidak dapat ditebak dengan pola konsumsi seorang mahasiswa fakultas lainnya.

Konsumsi mahasiswa diluar dari konsumsi makanan biasanya hanya berpusat pada bidang perkuliahan, seperti fotocopi, biaya internet, print tugas, dan lain sebagainya. Jika dikelompokkan maka konsumsi non makanan mahasiswa bergerak dalam empat hal yaitu transportasi, komunikasi meliputi biaya pulsa, internet, dan lain sebagainya, Lain lagi halnya bila mahasiswa tersebut harus tinggal terpisah dari orangtua (perantau). Sebagian besar mahasiswa tinggal di kost dan jauh dari keluarga. Dengan demikinan pola konsumsi mereka jelas berbeda dengan pola konsumsi mahasiswa yang tinggal dengan orangtuanya. Hal ini disebabkan mahasiswa yang tinggal di kost harus mengeluarkan biaya-biaya rutin seperti biaya untuk makan (pangan) sehari-hari, biaya listrik, transportasi, air, uang sewa kost, dan perlengkapan sehari-hari lainnya. Sedangkan mahasiswa yang tinggal dengan keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya-biaya tersebut karena telah di tanggung oleh keluarga mereka. Perbedaan inilah yang memicu penulis untuk mengamati pola konsumsi mahasiswa baik itu yang tinggal di kos, maupun yang tinggal bersama orangtua.
Mahasiswa tergolong bukan angkatan kerja karena mahasiswa termasuk pelajar yang tidak mencari kerja (pengangguran) ataupun sedang bekerja melainkan mereka bersekolah dan penerima pendapatan, sehingga mahasiswa tidak memiliki pendapatan permanen sendiri. Pendapatan mahasiswa bisa berasal dari uang saku dari orang tua, dan beasiswa (jika penerima beasiswa). Yang dimaksud dengan uang saku dari orangtua adalah uang saku yang diterima setiap bulan atau setiap minggu, dari uang saku inilah yang selanjutnya mahasiswa gunakan dalam memenuhi kebutuhan mereka untuk selanjutnya mereka alokasikan kepos-pos pengeluaran konsumsi mereka baik itu konsumsi rutin maupun tidak rutin.



Seperti halnya rumah tangga ataupun keluarga, dalam penentuan tingkat kesejahtraan mahasiswa dapat ditinjau dari proporsi konsumsi makanan dan non makanan. Semakin tinggi proporsi konsumsi non makanan maka mahasiswa tersebut akan semakin sejahtera. ketika uang saku meningkat dan sebagian uang saku tersebut digunakan untuk mengkonsumsi non makanan, maka tingkat kesejahteraan mahasiswa dapat dikatakan membaik. Dengan demikian penulis ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pola konsumsi makanan dan non makanan untuk mahasiswa, sehingga dapat diketahui tingkat kesejahtraan mahasiswa.
Berdasarkan uraian ini maka penulis memilih dan tertarik untuk mengangkat masalah mengenai “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa” .
B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1.        Apakah Teori Konsumsi ?
2.        Apa sajakah faktor yang mempengaruhi perubahan pola konsumsi ?
3.        Bagaimanakah perilaku konsumen ?
4.        Apa dan bagaimana kah pengeluaran konsumsi mahasiswa ?
5.        Bagaimanakah pengaruh pendapatan terhadap pengeluaran konsumsi mahasiswa ?
6.        Bagaimanakah pengaruh lama kuliah terhadap pengeluaran konsumsi mahasiswa ?
7.        Bagaimanakah Pengaruh Tempat Tinggal Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa ?
8.        Bagaimanakah Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa ?




C.      Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini yaitu, antara lain :
1.        Agar pembaca dapat mengetahui apakah teori konsumsi itu.
2.        Agar Pembaca dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan pola konsumsi.
3.        Agar pembaca dapat memahami bagaimanakah itu perilaku konsumsi.
4.        Agar pembaca dapat mengetahui apa sajakah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh mahasiswa.
5.        Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan terhadap pengeluaran konsumsi mahasiswa.
6.        Agar pembaca dapat mengetahui  bagaimana pengaruh lamanya waktu kuliah terhadap pengeluaran konsumsi seorang mahasiswa.
7.        Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana pengaruh jauhnya temapat tinggal terhadap pengeluaran konsumsi seoarang mahasiswa.
8.        Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap pengeluaran konsumsi mahasiswa.

D.      Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penyusunan makalah ini yaitu, antara lain :
1.        Pembaca sudah dapat memahami apa teori konsumsi.
2.        Pembaca/mahasiswa dapat mengatahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan pola konsumsi.
3.        Pembaca/mahasiswa dapat memahami bagaimanakah itu perilaku konsumsi.
4.        Pembaca/mahasiswa dapat mengetahui apa sajakah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh mahasiswa.


5.        Pembaca/ mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan terhadap pengeluaran konsumsi mahasiswa.
6.        Pembaca/mahasiswa mengetahui  bagaimana pengaruh lamanya waktu kuliah terhadap pengeluaran konsumsi seorang mahasiswa.
7.        Pembaca/mahasiswa pembaca dapat mengetahui bagaimana pengaruh jauhnya temapat tinggal terhadap pengeluaran konsumsi seoarang mahasiswa.
8.        Pembaca/mahasiswa dapat  mengetahui bagaimana pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap pengeluaran konsumsi mahasiswa.















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Teori Konsumsi
Konsumsi menurut Mankiw (2000) “Konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga konsumsi terdiri dari barang tidak  tahan lama (Non Durable Goods) adalah barang yang habis dipakai dalam waktu pendek, seperti makanan dan pakaian. Kedua adalah barang tahan lama (Durable Goods) adalah barang yang dimiliki usia panjang seperti mobil, televisi, alat –alat elektronik, Ketiga, jasa (Services) meliputi pekrjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan seperti potong rambut dan berobat kedokter”.
Menurut Samuelson & Nordhaus (1996) “Konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa akhir guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya”.
Konsumsi dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali (Nopirin,1997). Badan Pusat Statistik (2007) menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran konsumsi non makanan. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama.
James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan betambah, tetapi brtambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya. Kenyataan ini terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah kita capai tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di lain pihak bertambahnya saving tidak begitu cepat.
B.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pola Konsumsi
Dalam teori ekonomi dijelaskan seseorang bertindak secara rasional dalam mencapai tujuannya dan kemudian mengambil keputusan yang konsisten dengan tujuan tersebut. Beberapa macam kebutuhan pokok manusia untuk bisa hidup secara wajar, yaitu: (1) Kebutuhan pangan atau kebutuhan akan makanan, (2) Kebutuhan sandang atau pakaian, (3) Kebutuhan papan atau tempat berteduh, (4) Kebutuhan pendidikan untuk menjadi manusia bermoral dan berbudaya, (5) Kebutuhan tersebut diatas merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk dapat hidup wajar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup, kita membutuhkan uang atau penghasilan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi pengeluaran konsumsi masyarakat, baik itu konsumsi barang tidak tahan lama, barang tahan lama, dan jasa.
C.      Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen terhadap suatu barang tertentu dapat dianalisa melalui teori nilai guna (utility theory). Nilai guna (utility) adalah kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang tertentu. Semakin tinggi kepuasan yang diperoleh dalam mengkonsumsi suatu barang tertentu, maka semakin tinggi nilai guna dari barang tersebut.


Penjelasan tentang perilaku konsumsi berkaitan dengan hukum permintaan yang menyebutkan bahwa jika harga suatu barang naik maka cateris paribus jumlah yang diminta konsumen terhadap barang tersebut akan turun, demikian juga sebaliknya bila harga tersebut turun maka jumlah yang diminta konsumen tersebut  akan naik .
Perilaku konsumsi di atas berupaya untuk mencapai kepuasan maksimum yang hanya akan dibatasi oleh jumlah anggaran keuangan yang dimilikinya. Dengan kata lain konsumen dapat mengkonsumsi apa saja sepanjang anggarannya memadai untuk itu, serta konsumen cenderung menghabiskan anggarannya demi mengejar kepuasan tertinggi yang bisa dicapainya demi mengejar kepuasan maksimum.
Menurut Joesron dan Fathorrozy (2003). Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas sementara sumber daya yang tersedia sangat terbatas, hal ini mengakibatkan manusia dalam memenuhi setiap kebutuhannya akan berusaha memilih alternatif yang paling menguntukan dirinya. Lebih lanjut ia katakan bahwa timbulnya perilaku konsumen karena adanya keinginan meperoleh kepuasan yang maksimal dengan berusaha mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya, tetapi mempunyai keterbatasan pendapatan.
            Sedangkan menurut Nugroho (2002). Perilaku Konsumen didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktifitas masing-masing individu yang dilakukan dalam rangka evaluasi, mendapatkan, penggunaan, atau mengatur barang-barang dan jasa.





D.      Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa
Konsumsi dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali (Nopirin,1997). Badan Pusat Statistik (2006) menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran konsumsi non makanan.
Pengeluaran konsumsi masyarakat dapat dijadikan salah satu perbedaan antara masyarakat yang sudah mapan dan yang belum mapan, atau antara negara maju dan negara berkembang. Pengeluaran konsumsi masyarakat yang belum mapan biasanya didominasi oleh konsumsi kebutuhan pokok atau kebutuhan primer (kebutuhan makanan), sedangkan pola konsumsi masyarakat yang sudah mapan cenderung lebih banyak teralokasi kedalam kebutuhan sekunder atau bahkan tersier (kebutuhan non makanan).
Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah nilai belanja yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhanya dalam satu tahun tertentu.  Pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, membiayai jasa angkutan, membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhanya, dan pembelanjaan tersebut dinamakan konsumsi.
Seperti halnya rumah tangga mahasiswa juga melakukan konsumsi. Pengeluaran konsumsi mahasiswa merupakan nilai belanja yang dilakukan mahasiswa untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya. Secara garis besar kebutuhan mahasiswa dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar, yaitu kebutuhan makanan dan non makanan.


Dengan demikian pada tingkat pendapatan tertentu, mahasiswa akan mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Konsumsi makanan adalah pengeluaran yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan, yaitu makanan pokok, protein hewani, sayur-sayuran, buah-buahan, jajanan, dan kelompok kebutuhan lain-lain (teh,kopi, gula, minyak goreng,bumbu-bumbu dapur dan lain-lain) yang diukur dalam kalori. Sedangkan konsumsi non makanan adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan di luar bahan makanan yaitu berupa transportasi, komunikasi (pulsa dan biaya akses internet), entertainment (seperti pembelian baju, aksesoris, dan lain sebagainya), dan perlengkapan perkuliahan (seperti pembelian buku, fotocopy untuk tugas dan materi kuliah, biaya untuk menjilid tugas dan print tugas, perlengkapan alat tulis seperti pulpen, kertas, stabilo dan lain sebagainya).
Pengeluaran konsumsi mahasiswa tersebut pasti tergantung tempat tinggal mahasiswa, lama waktu yang digunakan untuk kuliah, pendapatan mahasiswa, tempat tinggal mahasiswa, dan jenis kelamin.
E.       Pengaruh Pendapatan Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa
Pendapatan mahasiswa berasal dari orangtua mahasiswa, dan beasiswa. Pendapatan mahasiswa bisa berasal dari uang saku dari orang tua, dan beasiswa (jika penerima beasiswa). Yang dimaksud dengan uang saku dari orangtua adalah uang saku yang diterima setiap bulan atau setiap minggu, dari uang saku inilah yang selanjutnya mahasiswa gunakan dalam memenuhi kebutuhan mereka untuk selanjutnya mereka alokasikan kepos-pos pengeluaran konsumsi mereka baik itu konsumsi makanan dan non makanan.
Keynes berpendapat bahwa pengeluaran konsumsi hampir secara penuh di pengaruhi oleh kekuatan pendapatan. Fungsi konsumsi menurut Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang kedua-duanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan, dan bukan hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan konsumsi nominal.
Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya diikuti dengan peningkatan pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi dan tempe goring, ketika mendapat pendapatan yang besar akan meninggalkan nasi dan telur dan menggantinya dengan nasi dan ayam seumpamanya. Orang yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi 3 kali ketika dapat pendapatan tambahan lainnya.
Maharani dalam penelitiannya mengatakan bahwa besarnya uang saku memberikan  perbedaan yang signifikan untuk konsumsi mahasiswa. Artinya tingkat pendapatan yang diperoleh mahasiswa akan mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi mahasiswa. Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka akan semakin besar pula pengeluaran konsumsi mahasiswa

F.       Pengaruh Lama Kuliah Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institute atau universitas.
Penyelenggara pendidikan di Universitas menganut  System Kredit Semester (SKS) yaitu suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program. Sistem ini memungkinkan mahasiswa merencanakan pendidikannya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk perencanaan ini mahasiswa diwajibkan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) sesuai dengan kalender akademik dibawah bimbingan seorang Penasihat Akademik (PA) yang ditetapkan oleh pimpinan fakultas .



Berkaitan dengan konsumsi, jika waktu yang ditempuh mahasiswa untuk menjadi sarjana sangat lama maka pengeluaran konsumsi yang dikeluarkan mahasiswa untuk keperluan kuliah sehari-hari akan semakin besar. Mengingat semakin lama kuliah maka jumlah uang yang dikeluarkan untuk transportasi sehari-hari ke kampus akan semakin besar. Selain itu biaya untuk keperluan makan sehari-hari di kampus pun bertambah. Begitu pun sebaliknya semakin cepat mahasiswa mendapatkan gelar sarjana maka akan semakin sedikit pula pengeluaran konsumsi untuk keperluan kuliah, transportasi dan makan yang dikeluarkan.
G.      Pengaruh Tempat Tinggal Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa
Tempat tinggal dapat mempengaruhi konsumsi mahasiswa. Dalam hal ini bagi mahasiswa yang tinggal di kos dan tidak tinggal di kos jelas akan mempenngaruhi konsumsi mereka baik itu knsumsi makanan maupun konsumsi non makanan. Biaya kos merupakan biaya-biaya rutin yang dikeluarkan oleh mahasiswa untuk setiap periode. Biaya kos ini meliputi uang sewa kos per bulannya, pembayaran listrik, air dan segala keperluan yang berhubungan dengan tempat tinggal mahasiswa tersebut. Biaya kos ini hanya dikeluarkan oleh mahasiswa yang tidak tinggal bersama orangtua mereka dan tinggal di tempat kos.
Besarnya biaya yang keluar untuk keperluan kos ini akan mempengaruhi total pengeluaran konsumsi sehari-hari mahasiswa. Hal ini dikarenakan mereka harus menyisihkan pendapatan mereka untuk tidak dibelanjakan ke kebutuhan seperti makan, minum, dan perlengkapan kuliah melainkan untuk memenuhi kebutuhan kos yang harus rutin dikeluarkan setiap periode tertentu.
Semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk keperluan kos maka semakin kecil pengeluaran konsumsi mahasiswa yang dikeluarkan begitu pula sebaliknya semakin sedikit biaya sewa kos, pembayaran listrik, air dan transportasi maka semakin besar pengeluaran konsumsi mahasiswa untuk keperluan makan, minum, transportasi, entertain, dan komunikasi.
Maharani (2006) mengangkat judul “Perbandingan Pola Konsumsi Pada Kalangan Mahasiswa yang Indekos Di Kota Surakarta” menyatakan bahwa Dari pengolahan data diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin terdapat perbedaan yang signifikan untuk kebutuhan transportasi, dan untuk kebutuhan lainnya jumlahnya hampir sama atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Pengeluaran mahasiswa kos untuk trasportasi berbeda-beda tergantung pada gender. Sementara untuk pengeluaran makanannya mahasiswa yang tinggal di kos cenderung mengeluarkan uang lebih banyak dibanding yang tidak tinggal di kos.
H.      Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa
Jenis kelamin memberikan pengaruh terhadap pengeluaran konsumsi hal ini bisa dilihat dari beberapa hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dari Indra Pratama dkk (2010) menyatakan perempuan lebih memilih mengkonsumsi junkfood dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan bagi perempuan junkfood lebih praktis dibandingkan mengolah makanan sendiri di rumah, sehingga tingkat konsumsi junkfood oleh perempuan lebih tinggi dari laki-laki yaitu 60%.
Maharani (2006) mengangkat judul “Perbandingan Pola Konsumsi Pada Kalangan Mahasiswa yang Indekos Di Kota Surakarta” menyatakan bahwa Dari pengolahan data diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin terdapat perbedaan yang signifikan untuk kebutuhan transportasi, dan untuk kebutuhan lainnya jumlahnya hampir sama atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Sedang menurut penelitian Rahmatia mengatakan bahwa pola konsumsi wanita pekerja untuk kelompok pengeluaran KRT secara umum konsisten sebagai kebutuhan Pokok. Pola konsumsi DRT yang seharusnya termasuk komoditas luks, namun kelihatannya bagi rumahtangga wanita pekerja perkotaan adalah juga merupakan kebutuhan pokok dengan elastisitas pendapatan yang relatif inelastis.


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini yaitu, Pola konsumsi disebabkan oleh banyak faktor dan masing-masing faktor saling terkait. Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pola konsumsi memang cukup banyak, tetapi dalam makalah ini faktor penyebab tersebut dibatasi pada beberapa variabel.
Dapat dilihat bahwa pola konsumsi dalam penelitian ini diduga dipengaruhi oleh 5 variabel utama yakni uang saku, lama kuliah, beasiswa, tempat tinggal yakni kost atau di rumah sendiri, dan jenis kelamin.

B.       Saran
Saran yang dapat diberikan dari penyusunn makalah ini yaitu, sebagai mahasiswa hendaknya lebih menggunakan uang atau uang saku yang dimilikinya untuk kegiatan konsumsi yang sesuai dengan kebutuhan, dalam hal ini lakukanlah konsumsi suatu barang ataupun jasa dengan sebaik dan seefesien mungkin. Mahasiswa harus mempunyai daftar perioritas dari setiap kebutuhan yang diinginkannya. Agar kebutuhan mahasiswa dapat terpenuhi dan mendapatkan kepuasan yang maksimum dengan uang (pendapatan) yang dimilikinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar