Minggu, 21 Desember 2014

Makalah Mikroekonomi, Teori Tingkahlaku Konsumen : Teori Nilai Guna (UTILITI)



MAKALAH MIKROEKONOMI

“Teori Tingkah Lakukonsumen:Teori Nilai Guna (UTILITI)”

Kelompok 4

Eko Hardiansyah. S
Sudirman
Aldi Fachri
Alim Bahri
Aswinaldi
Muh. Nur Ikhsan

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
TahunPeriodik 2013/2014


Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala taufik danm hidayah-Nyalah sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik sebagaimana yang kita harapkan
Shalawat dan taslim semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk kepada umat manusia dimuka bumi dan menyempurnakan akhlak dan budi pekerti yang mulia.
Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan kesulitan tetapi dengan ketekunan dan bantuan dari beberapa pihak sehingga makalah ini dapat tersusun. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat beberapa kekurangan . oleh karena itu, dengan segala kerendaha hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembacayang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalh ini.
Demikianlah makalah ini, mudah-mudah dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 2 Desember 2014
                                                                                    Penulis


                                                                                    PENULIS










BAB I
PENDAHULUAN

A.              LATAR  BELAKANG
Kita ketahui mengenai sifat permintaan seseorang atau masyarakat ke atas suatu barang, semakin sedikit permintaan ke atas barang itu. Sebaliknaya, semakin rendah harga barang tersebut, semakin bayak permintan ke atas barang tersebut. Dalam makalah ini kami akan menerangkan dua hal berikut:
1.      Alasan para pembeli /konsumen untuk membeli lebih banyak barangpada harga yang lebih rendah dan mengurangi pembelian pada harga yang tinggi.
2.      Bagai mana seorang konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari harga barang yang akan di beli dari pendapatan yang diperolehnya
Analisis seperti itu di namakan teori tingka laku konsumen
Teori tingka laku konsumen di bedakan dalam dua macam pendekatan: pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal. Dalam pendekatan nilai guna kardinal di anggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Berdasarkan kepada pemisalan ini, dan anggapan bahwa konsumen akan memaksimumkan kepuasan yng akan di capainya, diterangkan bagai mana seseorangakan menentukan komsumsinya ke atas berbagai jenis barang yang terdapat di pasar.
B.            RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat  di ambil untuk beberapa hal untuk di jadikan sebagai rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1.      Teori nilai guna (utiliti) dan pemaksimuman nilai guna
2.      Syarat untuk mencapai kepuasan maksimum
3.      Teori nilai guna dan teori permintaan
4.      Paradok nilai
5.      Suplus konsumen

C.           TUJUAN
Berdasarkanrumusanmasalahdapatditariktujuanpenulisanyaitusebagaiberikut :
1.      Dapat memahami teori nilai guna (utiliti)
2.      Dapat mengetahui syarat untuk mencapai kepuasaan maksimum
3.      Dapat memahami teori nilai dan teori permintaaan
4.      Dapat memahami tentang pardoks nilai
5.      Dapat memahami tentang surplus konsumen
BAB II
PEMBAHASAN

TEORI NILAU GUNA (UTILITI)
Didalam teori ekonomi  ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkomsumsikan barang-barang dinamakan  nilai guna atau utiliti. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.
Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara dua  pengertian:  nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat di artikan sebagai jumlah seluruh kepuasan  yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau pengurangan penggunaan suatu unit barang tertentu.

HIPOTESIS UTAMA TEORI NILAI
            Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menurus menambah konsumsinya keatas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif yaitu apabila keatas barang tersebut ditambah satu unit lagi maka nilai guna total menjadi semakin sedikit. Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus menerus dalam mengkonsumsi suatu barang tidak secara terus menerus menambah yang dinikmati orang yang mengkonsumsikannya. Pada permulaannya setiap tambahan konsumsi akan mempertinggi tingkat kepuasan orang tersebut. Misalnya, apabila sesorang yang berbuka puasa atau baru selesai berolahraga memperoleh segelas air, maka ia memperoleh sejumlah kepuasan daripadanya, dan jumlah kepuasan itu akan menjadi b ertambah tinggi apabila ia dapat meminum segelas air lagi. Kepuasan yang lebih tinggi akan diperolehnya apabila dia diberikan kesempatan untuk memperoleh gelas yang ketiga. Pertambahan kepuasan ini tidak terus berlangsung. Katakanlah pada gelas yang kelima orang yang berpuasa atau berolahraga itu merasa bahwa yang diminumnya sudah cukup banyak dan sudah memuaskan dahaganya. Kalau ditawarkan gelas keenam dia akan menolak karena dia merasa lebih puas meminum lima geas air daripada enam gelas. Dengan demikian pada gelas yang keenam tambahan nilai guna adalah negatif dan nilai guna total daripada meminum enam gelas adalah lebih rendah dari nila guna yang diperoleh dari meminum lima gelas.

NILAI GUNA TOTAL DALAM ANGKA DAN GRAFIK
Hukum Nilai Guna Marjinal yang semakin menurun akan dapat dimengerti dengan lebih jelas apa bila digambarkan dalam contoh secara angka dan selanjutnya contoh digambarkan secara grafik. Dalam bagian ini hal tersebut akan diuraikan



Contoh Angka
Dengan memisalkan  bahwa kepuasan dari memakan mangga dalam satu hari dapat dinyatakan dalam angka, dalam tabel 7.1 ditunjukkan nilai guna total dan nilau guna marjinal dari memakan berbagai jumlah mangga dalam contoh dalam tersebut telah diperhatikan juga hipotesis diatas, yaitu tambahan nilai guna akan menjadi semakin menurun apabila konsumsi terus-menerus ditambah. Contoh dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa hingga mangga yang ke-8 nilai guna marjinal  adalah positif, maka  nilai guna total terus menerus bertambah jumlahnya  ketika memakan mangga yang ke-9 nilai guna marjinal adalah negatif. Ini berarti kepuasan dari memakan mangga mencapai tingkat yang paling maksimum apabila jumlah mangga yang dimakan adalah 8.
Tambahan-tambahan yang selanjutnya akan mengurangi kepuasan yang didapat dari memakan lebih banyak buah mangga. Dalam contoh ditunjukkan apabila konsumen tersebut memakan 9, 10 atau 11 mangga, kepuasan yang didapat darii memakan 8 mangga, juga dalam tabel 7.1 menunjukkan  bahwa adalah lebih baik memakan 5 mangga dari pada 11 mangga karena kepuasan menikmati dari  memakan 5 mangga adalah lebih besar

TABEL 7.1
Jumlah buah mangga yang dimakan                 Nilai Guna Total Nilai                          Guna Marjinal
Nilai Guna Total Dan Nilai Guna Marjinal Dalam Angka

0                                                                                                                   0                                              -
1                                                                                                                  30                                             30
2                                                                                                                  50                                             20
3                                                                                                                  65                                             15
4                                                                                                                  83                                             10
5                                                                                                                  75                                             8
6                                                                                                                  87                                             4
7                                                                                                                  89                                             2
8                                                                                                                  90                                             1
9                                                                                                                  89                                               -1
10                                                                                                              85                                               -4
11                                                                                                              75                                               -7



Grafik Nilai Guna
Berdasarkan kepada angka-angka dalam tabel 1.7 dalam gambar 7.1, ditunjukkan kurva nilai guna total dan nilai guna marjinal. Dalam grafik (i) sumbuh tegak menggambarkan nilai guna total dan sumbuh datar menunjukkan jumlah barang yang dikomsumsi(digunakan). Grafik (ii) menunjukkan nilai guna marjinal yang diukur  pada sumbuh tegak, pada berbagai unit barang yang dikomsumsikan yang digambarkan pada sumbuh datar.
Kurva nilai  guna total (TU) bermula dan titik 0, yang berarti paada waktu tidak terdapat komsumsi, maka nilai guna total adalah nol.  Pada mulanya kurva nilai guna total bertambah tinggi. Kurva nilai guna total mulai menurun pada waktu komsumsi magga melebihi delapan buah. Kurva nilai guna total mulai menurun  pada waktu komsumsi mangga melebihi delapan buah. Kurva nilai guna marjinal (MU) turun dari kiri atas  ke bawah. Gambaran ini mencerminkan hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun. Kurva nilai guna marjinal memotong  sumbu data sesudah jumlah yang ke-8. Berarti sesudah perpotongan tersebut nilai guna marjinal adalah negatif.
PEMAKSIMUMAN NILAI GUNA
Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi adalah: setiap orang akan berusaha untuk  memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya dengan perkataan lain, setiap orang akan berusaha akan memaksimalkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya . apabila yang dikonsumsikannya hanya satu barang saja tidak suka untuk menentukan pada tingkat mana nilai guna dari memperoleh dan menikmati barang itu akan mencapai tingkat yang maksimum. Tingkat itu dicapai pada waktu nilai guna total mencapai tingkat maksimum. tetapi kalau barang yang digunakan berbagai jenis, cara untuk corak konsumsi baranng-barang yang akan menciptakan nilai guna yang maksimum menjadi lebih rumit
CARA MEMAKSIMUMKAN  NILAI GUNA
Kerumitan yang timbul untuk menetukan susun / komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai baran. Kalau setiap barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama besarny. Misalnya seseorang mengkonsumsi, yaitu sejenis pakaian, sejenis makanan, dan sejenis hiburan (katakanlah hiburan itu berupa menonton film) akan diperoleh orang tersebut apabila mengkonsumsikan : 3 unit pakaian, 5 unit pakaian dan 2 kali menonton film.

SYARAT MEMAKSIMALKAN NILAI GUNA
Dalam keadaan dimana harga berbagai macam barang adalah berbeda , apakah syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang konsumsikan akan memberi nilai guna? Syarat yang harus dipenuhi adalah: setiap rupiah yang dikeuarkan membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya. Untuk membuktikan perhatikan contoh berikut. Misalkan seseorang melakukan pembelian konsumsi atas dua macam barang: makanan dan pakaian, dan berturut-turut harganya adalah Rp.5000 dan Rp. 50.000. misalkan tambahan satu unit makanan akan memberikan nilai guna marjinal sebanyak 5 dan tambahan satu unit pakaian mempunyai nilai guna marjinal sebanyak 50. Dengan uang itu orang tersebut dapat  membeli  10 unit tambahan makan, maka jumlah nilai guna marjinal yang diperolehnya adalah 10 x 5 = 50 kalau uang itu digunakan membeli pakaian, yang diperolehnya hanyalah satu unit dan nilai guna marjinal dari 1 tambahan pakaian ini adalah 50a;
            Degan mudah dapat dilihat bahwa orang tersebut tidak perlu  bersusah payah menentukan barang mana yang harus ditambah konsumsinya. Berdasarkan kepada contoh diatas dapatlah dikemukakan hipotesis berikut:
1.      Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikomsumsikannaya apabila perbandingan nilai guna marjinal berbagai barang tersebut. Keadaan seperti itu wujud dalam contoh diatas. Perbandingan harga makanan dan pakaian adalah 5000:50000 atau 1:10, dan ini adalah sama dengan perbandingan nilai guna marjinal makanan dan pakain, yaitu 5:50 atau 1:10.
Atau
Seseorang akan memaksimumkannilai guna dari barang-barang yang dikomsumsikannya apabila nilai guna marjinal untuk setiap rupiah yang dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang dikomsumsikan. Dalam contoh di atas nilai guna marjinal per rupiah dari tambahan makanan adalah: nilai guna marjinal\harga=5/5000=1/1000. Dan nilai guna marjinal per rupiah dari tambahan pakaian adalah: nilai guna marjinal /harga=50/50000=1/1000.
Kedudukan hipotesis tersebut mengandung pengertian yang sama. Syarat pemaksimuman nilai guna seperti yang dinyatakan dalam (1) dan (2) biasanya dinyatakan secara rumus aljabar, yaitu secara berikut
MU barang A = MU barang B = MU barang  C
PA                          PB                    Pc
Dalam persamaan di atas MU adalah nilai guna marjinal dan PA, PB, PC berturut-turtut adalah harga barang A, barang B, dan barang C
TEORI NILAI GUNA DAN TEORI PERMINTAAN
              Dengan menggunakan nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan bersfat menurun dari kiri atas kekanan bawah yang menggabarkan bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan keatanya. Ada dua faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan : efek penggantian dan efek pendapatan.
EFEK PENDAPATAN
              Perubahan harga suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah. Misalnya harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya sekarang MU barang A/PA menjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga barang barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan lagi maka perbandingan diantara nilai guna marjinal barang-barang itu dengan harganya( atau nilai guna marjina per rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami perubahan dengan demikian, barang B misalnya, MU barang B/PB  yang sekarang sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A naik keadaan yang berikut berlaku :
            MU barang A<MU barang B
PA                          PB
              Dalam keadaan seperti diatas, nilai guna akan menjadi bertambah banyak (maka kepuasan konsumen akan menjadi bertambah tinggi) sekiranya konsumen itu membeli lebih banyak barang B dan menngurangi pembelian barang A. Keadaan diatas menunjukkan bahwa kalau harga naik permintaan terhadap barang yang mengalami kenaikan tersebut akan menjadi semakin sedikit.
              Dengan cara yang sama sekarang tidak susah untuk menunjukkan penurunan haraga menyebkan permintaan keatas barang yang mengalami penurunan harga itu akan menjadi bertambah banyak. Penurunan harga menyebabkan barang mewujudkan nilai guna marjinal per rupiah yang lebih tinggi dar pada nilai guna marjinal per rupiah dari barang-barang lainnya yang tak berubah harganya. Maka karena membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilai guna, permintaan keatas barang tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.
EFEK PENDEKATAN                          
              Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan yang lain, kemampuan pendapat yang diterimah untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi berbagai jumlah barang yang dibelinya termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil bertambah, ini mendorong konsumen menambah jumlah barang yang di belinya. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang di sebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek penggantian di dalam mewujudkan kuva permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

MEWUJUDKAN KURVA PERMINTAN
              Andaikan seorang konsumen hanya membeli dua jenis barang, ia itu makana (m) dan pakain (K). Andaikan apabila ia menggunakan 10 unit makanan, konsumen itu akan mencapai keseimbangan konsumen:
MUm = MUk
                                    Pm          Pk       
Pada ketika keseimbangan itu tercapai, Pm (harga makanan) adalah Rp.10.000. dalam contoh ini akan di perhatikan perubahan kuantitas permintaan maakanan, maka kuantitas pakaian yang di beli dan harga pakaian tidak perlu diketahui.
Seterusnya misalkan harga pakaian tidak berubah dari Rp.10.000 menjadi Rp5.000, maka
MUm>MUm atau MUm<MU
P1mPm            5000Pk

Dimana P1m adalah harga makanan baru yaitu Rp.5000 keadaan di atas menyebabkan konsumen menambah penggunaan makanan, misalnya dari 10 unit menjadi 15 unit. Pada kuantitas dsn harga makanan yang baru ini, keseimbangan konsumen akan di capai kembali.
PARADOK NILAI
Sebelum teori guna di kembangkan, ahli-ahli ekonomi menghadapi kesulitan di dalam menerangkan perbedaan yang menyolok di antara harga air dan harga berlian. Air merupakan barang yang sangat berharga kepada manusia tetapi harganya sangat murah. Sedangkan berlian bukanlah benda yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari  tetapi harganya jauh lebih mahal dari harga air.
Hal ini disebabkan dalam biaya produksi, air merupakan benda yang mudah di dapat di berbagai tempat sehingga untuk memperolehnya tidak di perlukan biaya terlalu besar. Tetapi tidak demikian halnya dengan berlian sebab ia merupakan barang byang sangat sukar untuk diperoleh dan biaya untuk memproduksikannya sangat tinggi.
Teori nilai guna memberikan penjelasan yang lebih tepat mengenai sebabnya terdapat perbedaan yang sangat yang nyata antara harga air dan berlian. Perbedaan tersebut di sebabkan oleh nilai guna marjinal mereka yang sangat berbeda. Oleh karena air sangat mudah di peroleh maka orang akan mengkomsumsi air sehingga pada tingkat di mana nilai guna marjinal air sangat murah. Nilai guna marjinal air adalah begituh sangat rendahnya sehingga orang baru mau menggunakan air apabila harganya sangat murah sekali. Nilai marjinal yang menentukan apakah suatu barang itu mempunyai barang yang tinggih atau rendah.
SURPLUS KONSUMEN
Teori ini guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang di nikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, di kenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedan di antara konsumen yang  diperoleh seseorang didalam mengkomsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar dari pada pembayaran yang dibuat. Perhatikan contoh yang sederhana berikut. Seorang konsumen pergi ke pasar untuk membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp 1500. Sesampainya dia mendapati bahwa mangga yang di inginkannya hanya berharga Rp 1000. Jadi ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp 500 lebih murah dari pada harga yangbersediah dibayarkannya. Nilai Rp 500 ini dinamakan surplus konsumen. Surplus konsumen biasanya digambarkan dalam contoh angka dan garfik surplus konsumen


BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas yanng mencakup  mengenai Teori Tingka Laku Konsumen: teori Nilai Guna ( Utiliti), dapat di simpulkan bebera hal, yaitu sebagai berikut:
1.      Teori tingka laku konsumen menerangkan tentang perilaku konsumen di pasaran, menerangkan sikap konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan di belinya. Teori ini dikembangkan dalam dua bentuk: teori utiliti dan analisis kepuasan sama.
2.      Dalam teori utiliti perlu dibedakan dua konsep: utiliti total atau jumlah utiliti dari mengkomsumsi sejumlah barang tertentu dan utiliti marjinal, yaitu tambahan utiliti yang diperoleh dari menambah satu unit barang yang dikomsumsikan.pola komsumsi ke atas sesuatu barang dipengaruhi oleh hukum utiliti marjinal yang semakin menurun.
3.      Apabila seseoramg hanya mengkomsumsi satu unit barang saja, kepuasan yang maksimum akan dicapai ketika utiliti marjinal adalah nol.
4.      Teori tingka laku konsumen dapat menerangkan mengapa kurva permintaan menurun dari kiri katas  ke kanan. Ini menggambarkan apabiala harga turun, permintaan akan bertambah.
5.      Teori nilai guna dapat pula digunakan untuk menerangkan tentang paradoks nilai, yaitu keadaan di mana beberapa jenis barang yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari (seperti air dan udara) harganya sangat rendah, sedangkan barang yang kurang berguna (seperti berlian) harganya sangat tinggi.
6.      Kepuasan seorang konsumen dari mengkomsumsi suatu barang biasanya lebih tinggi dari pengorbanan (pembayaran) yang dibuat untuk memperoleh batanng tersebut. Perbedaan di antara  keduanya dinamakan surplus konsumen. Yang di mana surplus konsumen akan wujud dapat ditunjukkan untuk kasus seseorang individu dan untuk keseluruhan konsumen dalam suatu pasar barang.









DAFTAR PUTAKA
Sukirno, Sadono. 2014. MikroekonomiTeoriPengantarEdisiKetiga. Jakarta : PT RajaGrafindoPersada
Sukirno, Sadono.2011.Makroekonomi Teori Pengantar.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar