Makalah Filsafat Ilmu
Analitika Bahasa
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
UIN AlauddinMakassar
2013/2014
1 .Pengertian Filsafat Bahasa (Analitik) dan Perkembangannya
Perhatian filosof terhadap bahasa
semakin besar. Mereka sadar bahwa dalam kenyataannya banyak persoalan-persoalan
filsafat, konsep-konsep filosofis akan menjadi jelas dengan menggunakan
analisis bahasa. Tokoh-tokoh filsafat analitika bahasa hadir dengan terapi
analitika bahasanya untuk mengatasi kelemahan, kekaburan, kekacauan yang selama
ini ada dalam berbagai macam konsep filosofis.
Secara etimologi kata analitik berarti
investigative, logis, mendalam, sistematis, tajam dan tersusun (Eko, 2006: 24).
Beberapa pengertian tentang filsafat analitik secara terminologi
yaitu:
Menurut Rudolph Carnap, filsafat
analitik adalah pengungkapan secara sistematik tentang syntax logis
(struktur gramatikal dan aturan-aturannya) dari konsep-konsep dan bahasa
khususnya bahasa ilmu yang semata-mata formal (http://jaringskripsi.wordpress.com).
Roger Jones menjelaskan arti filsafat
analitik bahwa baginya tindak menganalisis berarti tindak memecah sesuatu ke
dalam bagian-bagiannya.Tepat bahwa itulah yang dilakukan oleh para filosof
analitik (Zainal, 2004: 76).
Di dalam kamus populer filsafat,
filsafat analitik adalah aliran dalam filsafat yang berpangkal pada lingkaran
Wina.Filsafat analitik menolak setiap bentuk filsafat yang berbau
metafisik.Juga ingin menyerupai ilmu-ilmu alam yang empirik, sehingga kriteria
yang berlaku dalam ilmu eksakta juga harus dapat diterapkan pada filsafat
(misalnya harus dapat dibuktikan dengan nyata, istilah-istilah yang dipakai
harus berarti tunggal, jadi menolak kemungkinan adanya analogi) (Dick, 2002:
4).
Filsafat analitik adalah suatu gerakan
filosof Abad ke 20, khususnya di Inggris dan Amerika Serikat yang memusatkan
perhatiannya pada bahasa dan mencoba menganalisa pernyataan-pernyataan
(konsep-konsep, ungkapan-ungkapan kebahasaan, atau bentuk-bentuk yang logis)
supaya menemukan bentuk-bentuk yang paling logis dan singkat yang cocok dengan
fakta-fakta atau makna-makna yang disajikan. Yang pokok bagi filsafat analitik
adalah pembentukan definisi baik yang linguistik atau nonlinguistik nyata atau
yang konstektual (Ali, 1996: 8).
Filsafat analitik sendiri, secara umum,
hendak mengklarifikasi makna dari penyataan dan konsep dengan menggunakan
analisis bahasa.
Bilamana dikaji perkembangan filsafat
setidaknya terdapat empat fase perkembangan pemikiran filsafat, sejak munculnya
pemikiran yang pertama sampai dewasa ini, yang menghiasi panggung sejarah umat
manusia.
Pertama,
kosmosentris yaitu fase pemikiran filsafat yang meletakkan alam
sebagai objek pemikiran dan wacana filsafat, yaitu yang terjadi pada zaman
kuno.
Kedua, teosentris yaitu fase pemikiran filsafat yang
meletakkan Tuhan sebagai pusat pembahasan filsafat, yang berkembang pada zaman
abad pertengahan.
Ketiga, antroposentris yaitu fase pemikiran filsafat yang
meletakkan manusia sebagai objek wacana filsafat, hal ini terjadi dan
berkembang pada zaman modern.
Keempat, logosentris yaitu fase perkembangan pemikiran
filsafat yang meletakkan bahasa sebagai pusat perhatian pemikiran filsafat dan
hal ini berkembang setelah abad modern sampai sekarang.Fase perkembangan
terakhir ini ditandai dengan aksentuasi filosof pada bahasa yang disadarinya
bahwa bahasa merupakan wahana pengungkapan peradaban manusia yang sangat
kompleks itu (Kaelan, 2006: 7).
Perhatian filsafat
terhadap bahasa sebenarnya telah berlangsung lama, bahkan sejak zaman Pra
Sokrates, yaitu ketika Herakleitos membahas tentang hakikat segala sesuatu
termasuk alam semesta.Bahkan Aristoteles menyebutnya sebagai “para fisiologis
kuno” atau ‘hoi arkhaioi physiologoi’.Seluruh minat herakleitos
terpusatkan pada dunia fenomenal. Ia tidak setuju bahwa di atas dunia fenomenal
ini, terdapat ‘dunia menjadi’ namun ada dunia yang lebih tinggi, dunia idea,
dunia kekal yang berisi ‘ada’ yang murni. Meskipun begitu ia tidak puas hanya
dengan fakta perubahan saja, ia mencari prinsip perubahan. Menurut Herakleitos,
prinsip perubahan ini tidak dapat ditemukan dalam benda material. Petunjuk ke
arah tafsiran yang tepat terhadap tata kosmis bukanlah dunia material melainkan
dunia manusiawi, dan dalam dunia manusiawi ini kemampuan bicara menduduki
tempat yang sentral.Dalam pengertian inilah maka medium Herakleitos bahwa
“kata” (logos) bukan semata-mata gejala antropologi.Kata tidak hanya mengandung
kebenaran universal. Bahkan Herakleitos mengatakan “jangan dengar aku”,
“dengarlah pada sang kata dan akuilah bahwa semua benda itu satu”. Demikian
sehingga pemikiran Yunani awal bergeser dari filsafat alam kepada filsafat
bahasa yang meletakkan sebagai objek kajian filsafat (Cassirer, 1962: 170).
Filsafat bahasa mulai
berkembang pada abad ke XX dengan telaah analitik filosofi Wittgenstein tentang
bahasa.Noam Chomskylah yang pertama-tama mengangkat bahasa sebagai disiplin
linguistik.Grice dan Quinelah yang mengangkat meaning sebagai intensionalitas
si pembicara dan meaning dalam konteks kejadiannya.Davidson lebih lanjut
mengetengahkan tentang struktur semantik, untuk memahami bahasa, termasuk
unsur-unsurnya dan mengembangkan tentang interpretasi yang dapat berbeda antara
si pembicara dan yang dibicarakan.Frege lebih lanjut mengembangkan konsep
tentang referensi.Ekspresi bahasa bukan hanya representasi of mine, tetapi
juga mengandung referensi, yaitu hal-hal yang relevan dengan pernyataan yang
ditampilkan (Noeng, 2001: 98).
Filsafat abad modern
memberikan dasar-dasar yang kokoh terhadap timbulnya filsafat analitika bahasa.
Peranan rasio, indra, dan intuisi manusia sangat menentukan dalam pengenalan
pengetahuan manusia. Oleh karena itu aliran rasionalisme yang menekankan otoritas
akal, aliran empirisme yang menekankan peranan pengalaman indera dalam
pengenalan pengetahuan manusia serta aliran imaterialisme dan kritisme Immanuel
Kant menjadi sangat penting sekali pengaruhnya terhadap tumbuhnya filsafat
analitika bahasa terutama dalam pengungkapan realitas segala sesuatu melalui
ungkapan bahasa (Kaelan, 2006: 8).
Filsafat Sebagai Analisis Bahasa
Bahasa adalah alat
yang paling utama bagi seorang filsuf serta merupakan media untuk analisis dan
refleksi.Oleh karena itu bahasa sanga sensitif terhadap kekaburan serta
kelemahan-kelemahan lainnya, sehingga banyak filsuf menaruh perhatian untuk
menyempurnakannya. Hal ini terutama dengna timbulnya aliran filsafat analitika
bahasa yang memandang bahwa problema-problema filosofis akan menjadi
terjelaskan menekala menggunakan analisis terminologi gramatika, bahkan
kalangan filsuf analitika bahasa menyadari banyak ungkapan-ungkapan filsafat
yang sama sekali tidak menjelaskan apa-apa. Berdasarkan hal tersebut maka
banyak kalangan filsuf terutama para tokoh filsafat analitika bahasa menyatakan
bahwa tugas utama filsafat adalah analisis konsep-konsep. Sebagaimana kita
ketahui misalnya banyak filsuf yang mengetengahkan konsepnya melalui analitika
bahasa, misalnya ‘apakah keadilan itu’, ‘apakah yang dimaksud dengan
kebenaran’, ‘apakah yang dimaksud dengan kebaikan’ dan lain sebagainya.
Kegiatan yang semacam itu merupakan suatu permulaan dari suatu usaha pokok
filsafat untuk mendapatkan kebenaran hakiki tentang segala sesuatu termasuk
manusia sendiri.
Namun demikian
kegiatan para filsuf semacam itu dewasa ini dianggap tidak mencukupi karena
tidak didukung dengan pengamatan dan pembuktian yang memadai untuk mendapatkan
kesimpulan yang adekuat.Oleh karena itu untuk menjawab pertanyaan yang
fundamental tentang hakikat segala sesuatu para filsuf berupaya untuk
memberikan suatu argumentasi yang didukung dengan analisis bahasa yang memenuhi
syarat-syarat logis. Untuk itu terdapat tiga cara untuk memformulasikan
problema filsafat secara analitis misalnya masalah sebab-akibat, kebenaran,
pengetahuan ataupun kewajiban moral, misalnya tentang hakikat pengetahuan
sebagai berikut:
(1)
Kita menyelidiki pengetahuan itu.
(3)
Kita ingin membuat eksplisit kebenaran pengetahuan itu.
Untuk pemecahan yang
pertama mustahil dapat dilaksanakan karena seakan-akan filsafat itu mencari dan
meneliti suatu entitas (keberadaan) sesuatu yang disebut pengetahuan berada
bebas dari pikiran manusia.Untuk yang kedua itu juga menyesatkan karena
seakan-akan tugas filsafat untuk memeriksa, meneliti dan mengamati sesuatu yang
disebut pengetahuan.Kemudian menentukan bagian-bagiannya, menentukan
hubungan-hubungannya hingga menjadi suatu konsep yang disebut pengetahuan.
Kiranya hanya
kemungkinan alternatif yang ketiga saja yang layak dilakukan oleh filsafat,
yaitu bahwa tugas utama filsafat adalah analisis konsep-konsep tersebut
senantiasa melalui bahasa (Poerwowidagdo, tanpa tahun: 14). Memang filsafat
sebagai analisis konsep-konsep tersebut senantiasa berkaitan dengan bahasa yang
berkaitan dengan makna (semantik) dan tidak turut campur dalam bahasa itu
sendiri sebagai suatu realitas.
Problem yang muncul
berkaitan dengan filsafat sebagai analisis konsep-konsep yaitu kekurangan dan
keterbatasan bahasa sebagaimana dihadapi oleh disiplin ilmu-ilmu
lainnya.Konsep-konsep filsafat senantiasa diartikulasikan secara verbal
sehingga dengan demikian maka bahasa memiliki peranan yang netral.Dalam
pengertian inilah menurut Alston bahwa bahasa merupakan laboraturium filsafat
untuk menguji dan menjelaskan konsep-konsep dan problema-problema filosofis
bahkan untuk menentukan kebenaran pikirannya (Alston, 1964: 5).
Kedudukan filsafat
sebagai analisis konsep-konsep dan mengingat peranan bahasa yang bersifat
sentral dalam mengungkapkan secara verbal pandangan-pandangan dan pemikiran
filosofis maka timbullah suatu masalah yaitu keterbatasan bahasa sehari-hari
yang dalam masalah tertentu tidak mampu mengungkapkan konsep
filosofis.Menanggapi peranan bahasa sehari-hari dalam kegiatan filsafat maka
terdapat dua kelompok filsuf yang memiliki pandangan yang berbeda.
(1) Terdapat kelompok
filsuf yang beranggapan bahwa sebenarnya bahasa biasa (ordinary language) yaitu bahasa yang sehari-hari digunakan dalam
komunikasi manusia itu telah cukup untuk maksud-maksud filsafat atau dengan
lain perkataan bahasa sehari-hari itu memadai sebagai sarana pengungkapan
konsep-konsep filsafat. Namun demikian harus diakui bahwa untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan bahasa sehari-hari bahasa
filsafat harus diberikan suatu pengertian yang khusus atau harus memberikan
suatu penjelasan terhadap penyimpangan tersebut. Menurut pandangan ini
(terutama aliran filsafat bahasa biasanya Wittgenstein II) masalah-masalah
filsafat itu timbul justru karena adanya penyimpangan-penyimpangan penggunaan
bahasa biasanya oleh para filsuf dalam berfilsafat, sehingga timbullah
kekacauan dalam filsafat dan penyimpangan itu tanpa suatu penjelasan agar dapat
dimengerti (Poerwowidagdo, tanpa tahun: 10). Misalnya kita sering mendengarkan
suatu ungkapan filosofis yang menyatakan bahwa suatu ungkapan itu secara
metafisis memiliki makna yang dlam tanpa memberikan alasan yang memadai agar
memiliki suatu dasar kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.Maka menurut
pandangan yang pertama ini tugas filsuf dalam memberikan semacam terapi untuk
penyembuhan dalam kelemahan penggunaan bahasa filsafat tersebut.
(2) Sebaliknya
terdapat kelompok filsuf yang menganggap bahwa bahasa sehari-hari itu tidak
cukup untuk mengungkapkan masalah-masalah dan konsep-konsep filsafat.
Masalah-masalah filsafat itu justru timbul karena bahasa biasa itu tidak cukup
untuk tujuan analisis filosofis Karena bahasa sehari-hari memiliki banyak
kelemahan dan demi kejelasan kebenaran konsep-konsep filosofis maka perlu
dilakukan suatu pembaharuan bahasa, yaitu perlu diwujudkan suatu bahasa yang
sarat dengan logika sehingga ungkapan-ungkapan bahasa dalam filsafat
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.Kelompok filsuf ini antara lain Leibniz,
Ryle, Rudolf Carnap, Bertrand Russell dan tokoh lainnya.Menurut kelompok filsuf
ini tugas filsafat yaitu membangun dan mengembangkan bahasa yang dapat
mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam bahasa sehari-hari itu.Dengan
suatu kerangka bahasa yang sedemikian itu kita dapat memahami dan mengerti
tentang hakikat fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan dunia.Maka yang menjadi
perhatian kita yang terpenting adalah usaha bahwa perhatian filsafat itu memang
berkenaan dengan konsepsi umum tentang bahasa serta makna yang terkandung di
dalamnya.Demikianlah kiranya perhatian filsafat terhadap bahasa dan hal ini
mengingat tugas utama filsafat adalah analisi konsep-konsep dan oleh karena
ungkapan filosofis itu bersifat verbal maka upaya untuk membuat bahasa itu memadai
dalam berfilsafat jadi sangat penting sekali (lihat Alston, 1964: 6).
2. Tokoh-Tokoh Filsafat AnalitikDAN
PEMIKIRANNYA
Tiga tokoh utama
dalam perkembangan filsafat analitik, sebagai berikut:
1. Gottlob Frege
Para filosof analitik
berpendapat bahwa filsuf Jerman, Gottlob Frege (1848-1925), adalah filosof
terpenting setelah Immanuel Kant.Frege hendak merumuskan logika yang rigorus
sebagai metode berfilsafatnya. Dengan kata lain, filsafat itu sendiri pada
intinya adalah logika.
Dalam hal ini, ia
dipengaruhi filsafat analitik, filsafat-logika, dan filsafat bahasa. Frege
berpendapat bahwa dasar yang kokoh bagi matematika dapat ‘diamankan’ melalui
logika dan analisis yang ketat terhadap logika dasar kalimat-kalimat. Cara itu
juga bisa menentukan tingkat kebenaran suatu pernyataan
Akar-akar analisis
linguistik ditanam di lahan yang disiangi oleh seorang matematikawan bernama G.
Frege, ia memulai sebuah revolusi logika (analitik), yang implikasinya masih
dalam proses penanganan oleh filosof-filosof kontemporer. Ia menganggap bahwa
logika sebetulnya bisa direduksi ke dalam matematika, dan yakin bahwa
bukti-bukti harus selalu dikemukakan dalam bentuk langkah-langkah deduktif yang
diungkapkan dengan gamblang. Salah satu idenya yang paling berpengaruh adalah
membuat perbedaan antara “arti” (sense) proposisi dan “acuan” (reference)-nya,
dengan mengetengahkan bahwa proposisi memiliki makna hanya apabila mempunyai
arti dan acuan (Shadiq, 2002: 200).
Frege juga menyusun
notasi baru yang memunkinkan terekpresikannya “penentu kuantitas” (kata-kata
seperti “semua”, “beberapa” dan sebagainya) dalam bentuk simbol-simbol.Ia
berharap para filosof bisa menggunakan notasi ini untuk menyempurnakan bentuk
logis argumen mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk jauh lebih dekat,
daripada waktu-waktu sebelumnya, dengan ide pembuatan filsafat menjadi ilmu
yang ketat (http://jaringskripsi.wordpress.com).
2. Bertrand Russell
Bertrand Russel
(1872-1970) lahir dari keluarga bangsawan. Pada umur 2 dan 4 tahun
berturut-turut ia kehilangan ibu dan ayahnya. Ia dibesarkan di rumah orang tua
ayahnya. Di Cambrige, ia belajar ilmu pasti dan filsafat, antara lain pada A.
Whitehead.Kita sudah mendengar bahwa George Moore termasuk sahabatnya. Selama
hidupnya yang amat panjang, ia menulis banyak sekali, 71 buku dan brosur
tentang berbagai pokok, antara lain filsafat, masalah-masalah moral,
pendidikan, sejarah, agama, dan politik. Pada tahun 1950 ia memperoleh hadiah
Nobel bidang sastra. Namanya menjadi masyhur di seluruh dunia terutama karena
pendapat-pendapatnya yang nonkonformistis tentang moral dan politik.Dari sudut
ilmiah jasanya yang terbesar terdapat di bidang logika Matematis
(http://jaringskripsi.wordpress.com).
Pemikiran filosofis
Bertrand Russell yaitu ia mencoba menggabungkan logika Frege tersebut
dengan empirisme yang sebelumnya telah dirumskan oleh David Hume. Bagi Russell,
dunia terdiri dari fakta-fakta atomis (atomic facts). Dalam konteks ini,
kalimat-kalimat barulah bisa disebut sebagai kalimat bermakna, jika kalimat
tersebut berkorespondensi langsung dengan fakta-fakta atomik.Ludwig
Wittgenstein (1889-1951) juga nantinya banyak dipengaruhi oleh Russell.Dia
sendiri mempengaruhi Lingkaran Wina dan membantu membentuk aliran positivisme
logis pada dekade 1920-1930 an.
3 Ludwig Wittgenstein
Ludwig Wittgenstein
dilahirkan di wina (Austria) pada tanggal 26 April 1889 sebagai anak bungsu
dari delapan anak.Ayahnya berasal dari famili Yahudi yang telah memeluk agama
Kristen Protestan dan ibunya beragama Katolik.Ayahnya seorang insinyur yang
dalam jangka waktu sepuluh tahun berhasil menjadi pemimpin suatu industri baja
yang besar (Bertens, 2002: 41).
Pada Tahun 1906
Wittgenstein mulai belajar di suatu Sekolah Tinggi Teknik di Berlin. Setelah
itu Ia pindah ke Inggris dan melakukan penyelidikan tentang aeronautical selama
tiga tahun. Karena tertarik kepada buku Principles
of Mathematics tulisan Bertrand Russell, ia pergi ke Cambridge untuk
belajar kepada Russell, ia mendapat kemajuan pesat dalam studi tentang logika.
Setelah perang dunia I meletus, ia bergabung dengan tentara Austria sebagai
sukarelawan dan ditawan oleh tentara Italia pada tahun 1918. Setelah dibebaskan
ia mengajar di sekolah, tetapi pada tahun 1929, ia kembali ke Cambridge untuk
berkecimpung dalam filsafat. Pada tahun 1939 ia mengganti G.E. Moore sebagai
guru besar fislafat di Cambridge University, Inggris. Karyanya merupakan faktor
penting dalam timbulnya aliran-aliran Logical Positivism, Linguistic
Analysis dan semantics (Rasjidi, 1984: 370).
3.BIOGRAFI TOKOH FILSAFAT ANALITIK
1.Aristotelesadalah salah seorang filsuf besar dalam sejarah
pemikiran barat. Pemikiran-pemikirannya membuka cakrawala baru bagi filsafat
dan ilmu pengetahuan.Dia merupakan salah satu ilmuan pelopor yang memajukan
ilmu pengetahuan.
Aristoteles lahir di Stageira,
Chalcidice pada tahun 384 SM. Lahir dari seorang dokter raja macedonia bernama
Nichomacus. Dia menempuh pendidikan pada sekolah Academy yang dipimpin
oleh plato. Pada saat itu dia banyak tidak setuju dengan pendapat gurunya
itu.Walau gurunya juga mengakui kecerdasan dan kepandaian muridnya itu tapi
mereka tak pernah sepaham. Pertengkaran ini berakhir pada saat plato meninggal.
Bukan menyerahkan Akademi kepada Aristoteles, namun dia mengangkat Speussipus.Karena
kecewa Aristoteles meninggalkan Akademi.
Pada tahun 343 SM Aristoteles
mendapat undangan dari raja Macedonia sebagai guru pengajar dari putranya yang
bernama Alexander.Dia juga diserahkan kepemimpinan akademi kerajaan Macedonia
dan mengajar putra raja lainnya selain Alexander. Alexander ini yang nantinya
akan dikenal sebagai Alexander yang Agung yang secara legendaris meluaskan
Macedonia dari barat ke timur.
Pada tahun 335 SM Aristoteles
kembali ke Atena.Speussipus telah meninggal di kampusnya yang lama
Akademi.Sayangnya keterkenalannya tidak membuatnya di tunjuk jadi Dekan.Dekan
malah ditunjuk Xenocrates.Karena itu Aristoteles membangun kampus sendiri
bernama Lyceum.
323 SM Alexander meninggal
berapa saat kemudian ada banyak anti-Macedonia yang muncul di Atena.Aristoteles
terpaksa kabur karena tuduhan keagamaan.Aristoteles kabur namun kira-kira satu
tahun kemudian dia meninggal karena hal alamiah.
Aristoteles sangatlah penting
bagi pengembangan ilmu.Ini dikarenakan dia merupakan salah satu pelopor Ilmu
pengetahuan yang paling awal.Dia melakukan kategorisasi dari ilmu
pengetahuan.Dia juga salah satu pelopor Ilmu alam dengan Natural
Philosophy-nya.Dia juga perintis awal pemikiran yang lebih bersifat empirisme
berlawanan dengan pemikiran Plato yang Idealis.Memang banyak pemikirannya yang
kurang tepat seperti “gigi pria lebih banyak dari gigi wanita.”Namun tetap saja
Aristoteles memberikan sumbangan besar bagi ilmu pengetahuan.
2. Biografi Plato - Tokoh yang satu ini dikenal sebagai
guru dari Aristoteles. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh
Socrates.Karyanya yang paling terkenal ialah Republik yang di dalamnya berisi
uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga
menulis 'Hukum' dan banyak dialog dimana Socrates adalah peserta utama. Salah
satu perumpamaannya yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di
gua.Cicero mengatakan pria ini meninggal ketika sedang menulis.Langsung saja
berikut sekilas mengenai biografi
Plato.
Plato lahir sekitar 427 SM dan
meninggal sekitar 347 SM adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani,
penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena,
sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Ia berasal
dari keluarga aristokrasi yang turun-temurun memegang politik penting dalam
politik Atena. Ia pun bercita-cita sejak mudanya untuk menjadi orang negara.
Tetapi perkembangan politik di masanya tidak memberi kesempatan padanya untuk
mengikuti jalan hidup yang diingininya itu.Namanya bermula ialah Aristokles.
Nama plato diberikan oleh gurunya. Ia memperoleh nama itu berhubung dengan
bahunya yang lebar.
Biografi
Plato - Tokoh yang satu
ini dikenal sebagai guru dari Aristoteles. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh
Socrates.Karyanya yang paling terkenal ialah Republik yang di dalamnya berisi
uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga
menulis 'Hukum' dan banyak dialog dimana Socrates adalah peserta utama. Salah
satu perumpamaannya yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di
gua.Cicero mengatakan pria ini meninggal ketika sedang menulis.Langsung saja
berikut sekilas mengenai biografi Plato.
Plato lahir sekitar 427 SM dan
meninggal sekitar 347 SM adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani,
penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena,
sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Ia
berasal dari keluarga aristokrasi yang turun-temurun memegang politik penting
dalam politik Atena. Ia pun bercita-cita sejak mudanya untuk menjadi orang
negara. Tetapi perkembangan politik di masanya tidak memberi kesempatan padanya
untuk mengikuti jalan hidup yang diingininya itu.Namanya bermula ialah
Aristokles. Nama plato diberikan oleh gurunya. Ia memperoleh nama itu berhubung
dengan bahunya yang lebar.
TUGAS ILMU FILSAFAT
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA:
SAYUTI
AZIZAH RAMADHANI .B
NAURA ATHIFA
A.NURLINDA
RIDA FARIDA
MARWAH RAZAK
NIRMAYANTI
AFNI RIZA UTAMI
SITI RAHMA
FITRIYANI
SUDIRMAN
SITI AMINAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar